PEKANBARU -– Guna menekan stunting di provinsi Riau, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Riau berupaya memetakan kendala dalam menurunkan prevalensi stunting, salah satunya dengan mengadakan kegiatan mini lokakarya untuk lima kecamatan di kota pekanbaru yang dipusatkan di Kecamatan Marpoyan Damai.
Hal ini disampaikan oleh kepala perwakilan BKKBN Riau, Dra. Mardalena Wati Yulia M.Si, saat menghadiri acara mini lokakarya di Kecamatan Marpoyan Damai, Senin (17/3). Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan mekanisme operasional (mekop) sebagai kegiatan sistematis yang bersifat koordinatif strategis untuk perencanaan, pengorganisasian dan evaluasi hasil capaian program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (bangga kencana) dan percepatan penurunan stunting di tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.
"Pemetaan kendala dalam upaya menurunkan stunting itu berasal dari Kecamatan Bina Widya, Kecamatan Bukit Raya, Kecamatan Lima Puluh dan Kecamatan Payung Sekaki serta Kecamatan Marpoyan Damai yang membutuhkan beragam solusi dan strategi sesuai dengan jenis kendala yang dialami," kata Kepala BKKBN Perwakilan Riau, Mardalena Wati Yulia.
Mardalena mengatakan, mini lokakarya digelar serentak secara nasional melibatkan tujuh provinsi di Tanah Air itu, dimaksudkan untuk melahirkan kebijakan seperti apa peran pemangku kepentingan dalam penanganan serta pencegahan stunting.
Ia menyebutkan, pencegahan stunting selain menyasar balita yang berpotensi tengkes juga upaya dari hulu, yakni memberikan pendampingan kepada calon pengantin (Catin) yang akan menikah dengan menyarankan mengikuti pemerikasaan Catin.
"Sebelum menikah Catin perempuan harus diukur berat badan, lingkar lengan atas, hb dan tinggi badan dan data mereka dimasukkan ke dalam aplikasi yang disebut Elsimil (pencatatan Elektrornik Siap Nikah Siap Hamil). Namun ini belum maksimal sehingga kita perlu meningkatkan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), sehingga Catin bsia terpantau," katanya.
Setelah dari Catin, katanya dalam upaya yang sama mencegah stunting berikutnya adalah menyasar ibu-ibu hamil untuk mendapatkan pendampingan, serta fokus pada anak stunting dengan memaksimalkan pemberian gizi yang baik bagi baduta.
Di tempat yang sama Camat Marpoyan damai, Fauzan, mengatakan ketika ada balita mengalami stunting maka pihaknya bersama Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, klinik, RT/RW dan Babinsa, Babinkamtibmas bergerak memberikan pendampingan. Selain itu pihak swasta seperti BRK Syariah, Pegadaian Area Pekanbaru memberikan bantuan perbaikan gizi bagi baduta dan ibu hamil berisiko melahirkan anak stunting.
"Di Kecamatan Marpoyan Damai memiliki dua Puskesmas, yakni Puskemas Garuda tercatat 15 anak stunting dan di Puskesmas Simpang tiga sebanyak 9 anak stunting berdasarkan pendataan Maret 2023 . Kita sudah melakukan intervensi untuk menurunkan prevalensi stunting," katanya.
Kegiatan mini lokakarya stunting ini dilaksanakan secara virtual serentak pada beberapa kecamatan di setiap kabupaten/kota pada tujuh provinsi pada bulan april 2023. (AD)
Komentar Anda :