BHARABAS MEDIA, PEKANBARU – Gubernur Riau Abdul Wahid memimpin Rapat Evaluasi Realisasi Fisik dan Keuangan APBD Provinsi Riau Tahun 2025 di Ruang Rapat Melati, Kantor Gubernur, Senin (15/9/2025).

Rapat ini juga membahas mekanisme pengendalian pengadaan barang dan jasa (PBJ), belanja daerah, serta penyelesaian kewajiban para pihak.

Dalam arahannya, Abdul Wahid menekankan pentingnya pengendalian belanja daerah agar selaras dengan proyeksi pendapatan.

Menurutnya, keseimbangan antara pendapatan dan belanja menjadi kunci agar tidak terjadi lagi penundaan pembayaran di tahun anggaran berikutnya.

“Kita lakukan rapat ini dalam rangka pengendalian belanja serta proyeksi-proyeksi pendapatan, sehingga antara pendapatan dan belanja bisa balance. Dengan begitu, kita berharap tahun depan tidak ada lagi yang ditunda bayar. Belanja-belanja ini harus kita lakukan dengan pola coaching clinic,” ujar Gubri Abdul Wahid.

Berdasarkan laporan terakhir, realisasi keuangan APBD Provinsi Riau hingga pertengahan September 2025 baru mencapai 49 persen, sementara realisasi fisik berada di angka 52 persen. Angka tersebut dinilai masih rendah jika dibandingkan dengan target tahun berjalan.

Untuk mempercepat penyerapan, Abdul Wahid meminta setiap perangkat daerah mengoptimalkan langkah-langkah percepatan melalui bimbingan teknis yang intensif.

“Kita minta Sekda bersama jajaran melakukan coaching clinic kepada setiap dinas agar realisasi bisa lebih optimal. Jangan sampai pekerjaan menumpuk di akhir tahun,” tegasnya.

Melalui mekanisme evaluasi ini, Pemerintah Provinsi Riau berupaya memastikan penggunaan anggaran berjalan efektif, tepat sasaran, dan mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. (rls/pri)