OJK Meluncurkan Kampanye Nasional Anti-Scam, Perkuat Perlindungan Masyarakat dari Penipuan Digital
BHARABAS MEDIA, PEKANBARU -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti) meluncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal di Jakarta, Selasa 19 Agustus 2025.
Langkah ini memperkuat perlindungan masyarakat, meningkatkan kewaspadaan publik, serta mempertegas komitmen otoritas, kementerian/lembaga, dan industri jasa keuangan dalam menghadapi maraknya penipuan digital.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menegaskan kampanye ini menjadi momentum penting untuk bersinergi melawan kejahatan finansial digital yang kian kompleks. “Keberhasilan memberantas scam hanya bisa dicapai dengan sinergi yang kuat, literasi yang luas, serta komitmen ekosistem. Melalui kampanye ini kita ingin membangun sistem keuangan yang lebih aman, inklusif, dan berkeadilan,” ujarnya.
Data Indonesia Anti-Scam Center (IASC) hingga 17 Agustus 2025 mencatat 225.281 laporan penipuan, terdiri dari 139.512 laporan melalui pelaku usaha dan 85.769 laporan langsung ke IASC. Dari total 359.733 rekening yang terverifikasi, sebanyak 72.145 telah diblokir. Kerugian masyarakat diperkirakan mencapai Rp4,6 triliun, sementara Rp349,3 miliar dana berhasil dibekukan.
Angka ini menunjukkan tingginya ancaman scam terhadap stabilitas keuangan masyarakat.Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan tiga kunci utama kampanye nasional: sinergi lintas sektor, edukasi literasi keuangan publik, serta partisipasi masyarakat.
“Ini bentuk komitmen kita semua untuk menjadikan gerakan anti-scam sebagai gerakan kolektif,” ujarnya. Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam bertransaksi serta segera melapor jika menjadi korban.Kolaborasi lintas lembaga turut diperkuat dengan keterlibatan BSSN, BNPT, dan Kepolisian. Kepala BSSN Nugroho Sulistyo Budi menegaskan pentingnya laporan cepat dari masyarakat agar pelacakan rekening dan URL pelaku bisa segera dilakukan.
Sementara Kepala BNPT Eddy Hartono menyoroti kaitan penipuan finansial dengan pendanaan terorisme, sehingga pemberantasan scam juga bagian dari menjaga keamanan nasional.Kampanye ini mengusung empat langkah utama: pencegahan melalui literasi berkelanjutan, percepatan penanganan laporan lewat strategi co-location di IASC, penegakan hukum terintegrasi, serta kerja sama internasional menghadapi kejahatan lintas negara.
Pada kesempatan ini juga digelar seminar internasional dengan menghadirkan perwakilan Singapore Police Force Anti-Scam Command dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC), guna memperkuat jejaring global serta mengadopsi praktik terbaik dalam pemberantasan kejahatan keuangan digital. (rls/jes)
Komentar Anda :