JAKARTA -- Tingkat capaian vaksinasi Covid-19 yang dicatat Indonesia telah melampaui target Badan Kesehatan Dunia (WHO), bahkan masuk daftar 10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia.
Target WHO adalah agar setiap negara memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasi pada September 2021, dan setidaknya 40 persen warga pada akhir tahun ini. WHO juga menargetkan 70 persen populasi dunia telah tervaksinasi pada pertengahan tahun depan.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, guna mempertahankan momentum tersebut, pemerintah akan terus mengupayakan akselerasi vaksin, sejalan dengan upaya perlindungan lain.
"Alhamdulillah, puji Tuhan, Indonesia sudah melampaui target 10 persen, bahkan sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini. Sedangkan sebanyak 22,73 persen dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia sudah menerima dosis kedua," kata Reisa.
Reisa menjelaskan, hal itu dapat tercapai karena pemerintah giat menyediakan stok vaksin dan mendistribusikan ke seluruh daerah. Per 24 September 2021, pemerintah telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin, baik melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global COVAC Facility, atau hibah dari negara-negara sahabat.
Sepanjang Januari 2021 hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8
juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Semua jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah dipastikan memiliki persetujuan WHO dan Badan POM.
Karena telah terjamin aman, bermutu, dan berkhasiat, pemerintah mendorong masyarakat untuk menyegerakan vaksinasi demi perlindungan diri sendiri dan orang lain, terutama keluarga. Menurut Reisa, upaya vaksinasi bukan hanya tentang angka.
Lebih dari itu, vaksin yang berhasil didatangkan ke Indonesia adalah buah kerja keras dan gotong royong banyak orang, termasuk peneliti dari Indonesia yang menemukan vaksin, pekerja pabrik vaksin, petugas pengiriman, petugas bandara, petugas keamanan, petugas distribusi vaksin, hingga para vaksinator yang melayani masyarakat.
Reisa mengimbau masyarakat agar menghargai perjuangan tersebut dengan cara menjalani vaksinasi dan tidak pilih-pilih jenis vaksin.
"Selain sebagai alat perlindungan terhadap risiko berat dan kematian akibat Covid-19, vaksinasi juga dapat membuat kita mengakses ruang publik yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi seperti mal dan gedung perkantoran," tuturnya.
PeduliLindungi sendiri bertujuan memberi kenyamanan saat berada di tempat publik dengan menyediakan informasi terkait kapasitas maksimal di tempat yang dikunjungi, beserta risiko yang menyertai. PeduliLindungi juga membantu menyimpan sertifikat vaksin dan data hasil tes secara digital, serta terhubung dengan Electronic Health Alert Card (E-Hac) yang menjadi syarat penerbangan.
Reisa menambahkan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk melindungi kesehatan para pelaku kegiatan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua. PeduliLindungi diimplementasikan secara menyeluruh, mulai saat keberangkatan, kedatangan, keluar-masuk lokasi, serta menyimpan hasil tes Covid-19 untuk digunakan dalam perjalanan.
Selain itu, guna mengurangi risiko penularan dalam acara ini, juga diperkenalkan sistem bubble atau lokasi berkaitan, di mana peserta tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana dan tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang di luar bubble.
Reisa mengingatkan, kesuksesan penyelenggaraan PON XX Papua sangat penting untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menggelar acara berskala besar, dengan tetap mengendalikan pandemi. Ke depannya, hal ini akan jadi modal agar dapat menggelar beberapa kegiatan olahraga internasional, seperti World Superbike 2021 dan Grand Prix Moto GP 2022.
Saat ini, Indonesia juga tengah bersiap ditunjuk menjadi Presiden G20 dan akan dilanjutkan dengan menjadi Ketua ASEAN pada 2023.
"Maka apabila masyarakat ingin dunia kembali melirik Indonesia, kita harus mempertahankan prestasi mengendalikan Covid-19, sukseskan vaksinasi secepat mungkin, merata di semua kelompok termasuk lansia dan penyandang disabilitas. Tetap disiplin jalankan protokol kesehatan meski aktivitas ekonomi sudah kembali naik. Tetap pakai masker dengan benar, rajin cuci tangan, selalu jaga jarak aman dengan orang lain, jauhi kerumunan dan selektif dalam bermobilitas," kata Reisa. (CNI)
Komentar Anda :