Ramadhan Segera Tiba, Inilah 7 Tradisi Menyambut Ramadan yang Populer di indonesia
Selasa, 05-03-2024 - 08:46:28 WIB
Ilustrasi. Ada berbagai tradisi menyambut bulan Ramadan yang populer di Indonesia. (ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Umat Islam di seluruh dunia akan menghadapi bulan Ramadan yang penuh suka cita. Di Indonesia sendiri, ada sejumlah tradisi menyambut Ramadan yang sangat populer dan sudah lama dijalankan oleh masyarakat.

Ramadan memang jadi bulan yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim. Selain puasa sebulan penuh, suasana Ramadan juga selalu dirindukan setiap tahunnya.

Mulai dari salat tarawih berjemaah, buka puasa bersama, hingga momen ngabuburit bersama orang-orang tercinta.

Tak heran, kehadirannya yang satu tahun sekali selalu disambut dengan meriah oleh masyarakat Indonesia. Apalagi, masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, yang memiliki sejumlah tradisi khas tersendiri dalam menyambut bulan suci di daerah masing-masing.

Lantas apa saja tradisi menyambut Ramadan yang populer di Indonesia?

1. Nyorog, Betawi
Nyorog merupakan tradisi menyambut bulan suci yang sangat lekat dengan masyarakat Betawi di Jakarta. Melansir berbagai sumber, tradisi ini dilakukan dengan berbagi bingkisan makanan ke sanak saudara dan keluarga yang tinggal berjauhan.

Bingkisan makanan yang dikirimkan biasanya berupa kue atau berbagai bahan makanan mentah, mulai dari gula, susu kopi, beras, ikan bandeng, dan daging kerbau.

Tradisi ini dilakukan sebagai tanda penghormatan dari orang yang lebih muda ke orang yang lebih tua. Biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru menikah ke orang tua masing-masing.

Berbagai sumber literasi menyebut, nyorog berasal dari tradisi sedekah bumi dan baritan. Keduanya merupakan upacara adat yang menjadi refleksi terhadap interaksi manusia, lingkungan, dan kepercayaan terhadap sang pencipta.

2. Padusan, Jawa
Tradisi menyambut Ramadan yang populer di Indonesia selanjutnya adalah Padusan. Tradisi ini berasal dari kata 'adus' yang dalam bahasa Jawa berarti mandi.

Padusan memiliki makna untuk menyucikan diri dalam menyambut datangnya bulan suci.

Mengutip laman resmi Republik Indonesia, tradisi ini dilakukan secara turun temurun dengan cara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air. Tujuannya agar dapat menjalani ibadah puasa Ramadan dalam kondisi suci.

Tak hanya itu, padusan juga menjadi medium introspeksi diri dari berbagai kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Untuk itu, pada dasarnya padusan disarankan dilakukan di tempat yang sepi.

Beberapa sumber mata air alami di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta kerap menjadi lokasi ritual padusan.

3. Meugang, Aceh
Aceh dikenal sebagai daerah yang mayoritas penduduknya Muslim. Karena itu, sudah pasti Aceh memiliki berbagai tradisi dalam menyambut Ramadan.

Salah satu yang paling terkenal adalah tradisi meugang. Mengutip laman Pemkot Banda Aceh, tradisi ini disebut telah muncul bersamaan dengan penyebaran agama Islam di Aceh, yakni sekitar abad ke-14.

Tradisi ini dilakukan dengan hidangan daging sapi atau kerbau. Menjelang meugang, biasanya masyarakat Aceh berbondong-bondong memenuhi pasar untuk mencari daging sapi.

Meugang biasanya dilakukan tiga kali dalam setahun. Di antaranya dua hari sebelum bulan Ramadan, dua hari jelang Idulfitri, dan dua hari jelang Iduladha.

4. Munggahan, Jawa Barat
Munggahan menjadi tradisi menyambut bulan Ramadan bagi masyarakat Sunda. Munggahan biasanya dilakukan 1-2 hari jelang Ramadan.

Tradisi ini biasanya dilakukan dengan berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, dan saling bermaafan.

Munggahan sendiri berasal dari kata 'unggah' yang berarti 'naik'. Munggahan bermakna naik ke bulan yang suci, atau yang lebih tinggi derajatnya dibandingkan bulan-bulan lainnya.

Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT serta membersihkan diri dari hal-hal buruk yang telah dilakukan selama setahun sebelumnya.

5. Nyadran, Jawa
Nyadran adalah ritual masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah, dalam menyambut Ramadan. Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta 'sraddha' yang berarti keyakinan.

Nyadran dilakukan dengan membersihkan makam leluhur, tabur bunga, dan kenduri. Namun, tak seperti tradisi lainnya yang dilakukan beberapa hari jelang Ramadan, Nyadran dilakukan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Syaban.

Usai berziarah dan mengirimkan doa, masyarakat menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan di atas pelepah daun pisang.

6. Malamang, Sumatera
Tradisi menyambut Ramadan di Indonesia selanjutnya adalah malamang yang menjadi salah satu ciri khas masyarakat Sumatera Barat.

Malamang sendiri berarti memasang lemang, yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dimasukkan ke dalam bambu. Selain untuk menyambut bulan Ramadan, lemang juga menjadi simbol diselenggarakannya Maulid Nabi.

Berbagai sumber menyebutkan bahwa tradisi ini dibawa oleh Syekh Burhanuddin, pembawa ajaran Islam di Minangkabau.

7. Suru Maca, Sulawesi Selatan
Suru maca merupakan tradisi yang dilakukan umat Muslim di Sulawesi Selatan, utamanya suku Bugis-Makassar, dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Mengutip laman Kemenag, suru maca sendiri berarti membaca doa bersama untuk dikirimkan pada leluhur yang telah meninggalkan kehidupan lebih dulu.

Dalam kesempatan yang sama, berbagai masakan khas Bugis juga tersedia untuk disantap bersama.(CNNINDONESIA.COM/JW)



 
Berita Lainnya :
  • Ramadhan Segera Tiba, Inilah 7 Tradisi Menyambut Ramadan yang Populer di indonesia
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Sinergi Pendampingan Hukum, BRK Syariah Teluk Kuantan Teken MoU dengan Kejari Kuansing.
    02 Bulog Pastikan Stok Beras Riau Aman Hingga 8 Bulan ke Depan
    03 Paslon Wakil Gubernur SF Hariyanto Janji Beri Hadiah Pembangunan Jembatan dan Jalan di Meranti
    04 PHR Dukung Program Perhutanan Sosial Desa Siarang Arang Rohil
    05 Waspada Hujan Diiringi Petir dan Angin Kencang Dapat Terjadi di Kota Pekanbaru
    06 Ribuan Masyarakat Tumpah Ruah Hadiri Kampanye SF Hariyanto, Meranti Bersatu Siap Menangkan Bermarwah
    07 Wahid-Hariyanto Siap Tuntaskan untuk Penataan Masjid An Nur
    08 Wahid-Hariyanto Tampil Memukau di Debat Pilgubri
    09 Berikan Layanan Untuk Nasabah Prioritas BRK Syariah Tandatangani MoU Dengan KPJ Ampang Putri Hospital Malaysia
    10 BRI RO Pekanbaru Peringati Hari Sumpah Pemuda, Maju Bersama Indonesia Raya
    11 PHR Tingkatkan Kapasitas Pemuda Lewat Pelatihan Juru Las
    12 BMKG Keluarkan Peringatan Dini Hari ini, Waspada Hujan dan Angin Kencang Dapat Terjadi Di sebahagian Wilayah di Riau
    13 BRK Syariah Siap Bantu Pembiayaan ASN yang Akan Memasuki Masa Purna
    14 PHR Capai Tonggak Baru dalam Pengembangan Migas Non-Konvensional di Blok Rokan
    15 Perjalanan Zurriyati, Anak Petani yang Mendapatkan Beasiswa Prestasi PHR
    16 Misuri Alihkan Dukungan ke Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Bermarwah
    17 Ikhtiar PHR Tingkatkan Kapasitas SDM Pemuda Untuk Indonesia Emas
    18 Riau Blast Team Turunkan Dua Atlet Tinju pada Kejuaraan Rookie Fight Battle Royal di Jakarta
    19 Minim Hujan di Riau, Waspada Titik Panas Bermunculan
    20 Cawagub Riau SF Hariyanto Siap Bantu Tuntas Persoalan Infrastruktur di Kuansing
    21 Belum Usai Siklon Tropis Trami, Muncul Kong-Rey, BMKG Perkirakan 1 Pekan Kedepan Minim Hujan
    22 BKKBN Riau Berikan Layana KB di Bakti Sosial Akbar 2024
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau