BULETINSATU.com -- Beragam mitos terkait gastroesophageal reflux disease atau GERD banyak bermunculan. Jika dipercaya, mitos-mitos terkait GERD ini dapat mengganggu proses penyembuhan.
GERD terjadi karena adanya kelemahan katup antara kerongkongan dan lambung.
Kondisi inilah yang membuat gejala GERD sangat khas dan berbeda dibandingkan penyakit lambung atau pun pencernaan lainnya.
Berikut mitos dan fakta terkait GERD:
1. Mitos: GERD sama dengan maag
Fakta: GERD berbeda dengan penyakit maag.
"Faktanya adalah tidak sama GERD dengan sakit maag. Dua-duanya memang terkait asam lambung. Kalau GERD asam lambung naik ke kerongkongan, gejalanya banyak di dada rasa terbakar. Kalau sakit maag itu radang di lambung," kata dokter spesialis penyakit dalam Rabbinu R. Pribadi dalam webinar Kalbe Farma, Kamis (18/2).
GERD adalah penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan yang menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
"Jadi tidak mirip dengan penyakit maag. Ini penyakit asam lambung yang naik ke kerongkongan sehingga menimbulkan gejala," katanya.
2. Mitos: GERD bisa berkembang menjadi kanker
Fakta: Kurang dari 1 persen saja kejadian GERD yang dapat berkembang menjadi kanker. Hal ini terjadi dalam jangka panjang karena GERD tidak diobati dengan benar.
"Di Indonesia juga cukup jarang. Artinya, obati GERD secara benar sehingga tidak menimbulkan komplikasi," ucap Rabbinu.
3. Mitos: GERD penyakit keturunan
Fakta: Faktor genetik tidak terlalu berperan penting dalam penyakit GERD. Faktor yang paling besar meningkatkan risiko seseorang terkena GERD adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti obesitas dan merokok.
4. Mitos: GERD menyebabkan kematian
Fakta: Gejala GERD tidak menyebabkan kematian, walaupun gejala GERD mengganggu aktivitas karena menimbulkan rasa nyeri di dada.
5. Mitos: Puasa memperparah GERD
Fakta: Penelitian justru menunjukkan gejala GERD jauh berkurang pada orang yang berpuasa.
(CNI)
Komentar Anda :