Kebahagiaan Pekerja Indonesia Menurun Drastis Selama Pandemi
Jumat, 09-10-2020 - 11:28:01 WIB
|
Ilustrasi. Jajak pendapat teranyar menemukan, kualitas hidup dan kebahagiaan para pekerja di Indonesia menurun drastis selama masa pandemi. |
JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sangat memengaruhi kualitas hidup dan kebahagiaan para pekerja di Indonesia. Survei terbaru dari Jobstreet menunjukkan, kualitas hidup dan kebahagiaan pekerja Indonesia menurun drastis selama masa pandemi virus corona.
Jobstreet melakukan survei terhadap lebih dari 5 ribu pekerja dan pencari kerja di Indonesia. Hasilnya, sejak pandemi, proporsi pekerja yang puas akan kualitas hidup mereka turun secara signifikan dari 92 persen menjadi 38 persen saja.
Secara rinci, sebelum pandemi, ada 74 persen pekerja sangat puas terhadap kualitas hidup mereka, 18 persen puas, dan hanya 9 persen yang tidak puas. Sedangkan di masa pandemi, hanya 14 persen yang merasa sangat puas, 24 persen puas, dan 44 persen tidak puas terhadap kualitas hidup mereka.
Kualitas hidup yang rendah mempengaruhi tingkat kebahagiaan usia produktif di Indonesia.
"Jika tidak puas, maka berdampak pada tingkat kebahagiaan pekerja," kata Country Manager Jobstreet Indonesia Faridah Lim, saat memaparkan hasil survei pada Rabu (7/10).
Pada tingkat kebahagiaan, sebelum pandemi, 90 persen pekerja bahagia dengan pekerjaan mereka. Sebanyak 62 persen sangat bahagia dan 28 persen bahagia. Hanya 4 persen yang tidak bahagia.
Saat pandemi, tingkat kebahagiaan menurun signifikan dengan 49 persen menyatakan bahagia. Sekitar 20 persen sangat bahagia, 29 persen bahagia, dan 33 persen tidak bahagia.
Terdapat sejumlah alasan yang membuat kualitas hidup dan kebahagiaan pekerja menurun selama pandemi Covid-19. Salah satunya adalah pemotongan gaji. Sekitar 43 persen pekerja di Indonesia mengalami pemotongan gaji lebih dari 30 persen selama PSBB.
Selain itu, perubahan cara bekerja menjadi lebih banyak menggunakan teknologi, lebih banyak di rumah, dan gerak yang terbatas juga ikut membuat kepuasan berkurang.
"Ini adalah hal yang sangat valid mengingat perubahan pola kerja dan kebiasaan yang membuat pekerja perlu adaptasi melalui virtual. Itu butuh penyesuaian," ucap Faridah. (CNI)
Komentar Anda :