BULETINSATU.com -- Sebuah penelitian di Korea Selatan mengkonfirmasi apa yang diasumsikan dan dikhawatirkan banyak ahli kesehatan. Bahwa orang yang positif Covid-19 asimtomatik tetap mampu menyebarkan virus dan memiliki jumlah virus yang sama di dalam tubuh dengan pasien bergejala.
Melansir AFP, laporan yang dipublikasikan dalam JAMA Internal Medicine pada Kamis (6/8) ini menjadi bukti penting mengenai pasien asimtomatik dan kemampuannya untuk menyebarkan virus.
Hingga saat ini, kesimpulan mengenai penularan virus corona dari orang tanpa gejala masih berpaku fakta di lapangan yang terjadi saat seseorang tertular tanpa kontak dengan pembawa virus yang diketahui. Dari fakta itu, para ahli meyakini bahwa SARS-CoV-2 dapat menular dari orang tanpa gejala.
Tim peneliti menganalisis sampel yang diambil pada rentang waktu 6-26 Maret 2020. Sampel diambil dari 303 orang yang diisolasi di Cheonan, Korsel dan dinyatakan positif terinfeksi virus corona.
Sebanyak 193 di antaranya menunjukkan gejala, sementara 110 lainnya tidak menunjukkan gejala. Peneliti menemukan bahwa viral load (jumlah virus di dalam tubuh) ditemukan sama pada kedua jenis pasien.
Dari pasien yang mulanya tanpa gejala, 89 di antaranya benar-benar tidak menunjukkan gejala apa pun selama masa karantina. Sementara kurang dari 7 persen di antaranya secara perlahan memperlihatkan gejala.
Waktu pemulihan antara kedua jenis pasien juga ditemukan berbeda. Pasien asimtomatik membutuhkan waktu hingga 17 hari hingga virus dinyatakan hilang. Sementara pasien dengan gejala menghabiskan waktu 19,5 hari hingga dinyatakan sembuh.
Para peneliti mengatakan bahwa temuan tersebut bisa menjadi bukti ilmiah untuk laporan penularan dari orang asimtomatik.
Kendati demikian, para peneliti mengakui adanya sejumlah keterbatasan pada penelitian. Pertama, sebagian besar peserta studi masih berusia muda dengan usia rata-rata 25 tahun.
Mengomentari hasil temuan tersebut, ahli epidemiologi Hong Kong University, Benjamin Cowling mengatakan bahwa hasil temuan bisa menjadi data penting untuk penanganan Covid-19.
"Itu [hasil penelitian] mengkonfirmasi apa yang telah kami duga sejak lama, bahwa orang tanpa gejala bisa menularkan penyakit," ujar Cowling, mengutip New York Times.
Sebagaimana diketahui, kasus penularan dari orang tanpa gejala telah menjadi perhatian utama di tengah rencana pembukaan kembali sekolah dan kegiatan lainnya di sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Meski dilaporkan memiliki jumlah virus yang sama, Cowling mengatakan, penularan dari orang tanpa gejala masih dapat terkendali. Pasalnya, orang tanpa gejala tidak akan terlalu sering mengeluarkan droplet melalui batuk dan bersin. (CNI)
Komentar Anda :