Studi: Pasien Sembuh Covid-19 Alami Gangguan Kejiwaan
Selasa, 04-08-2020 - 16:13:27 WIB
|
Ilustrasi. Pasien yang telah sembuh dari infeksi virus corona ditemukan mengalami satu atau lebih gangguan kejiwaan.
|
BULETINSATU.com -- Pasien yang telah sembuh dari infeksi virus corona atau Covid-19 dikaitkan dengan gangguan kejiwaan. Studi terbaru menunjukkan, lebih dari setengah pasien sembuh yang dirawat di rumah sakit mengalami gangguan kejiwaan.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Brain, Behavior and Immunity dilakukan dengan cara menganalisis 402 pasien yang dirawat di Rumah Sakit San Raffaele, Milan, Italia. Pasien tersebut terdiri dari 265 laki-laki dan 137 perempuan. Para ahli memeriksa kesehatan mental pasien sebulan setelah mendapatkan perawatan dengan melakukan wawancara klinis dan kuesioner penilaian diri.
Hasilnya, mayoritas atau sekitar 55 persen pasien memiliki setidaknya satu gangguan kejiwaan. Beberapa memiliki lebih dari satu gangguan kejiwaan.
Secara rinci, 42 persen mengalami gangguan kecemasan, 40 persen mengalami insomnia, 31 persen depresi, 28 persen mengalami gangguan stress pasca-trauma (PTSD), dan 20 persen memiliki gejala obsesif-kompulsif (OC).
Studi ini juga mendapati bahwa perempuan kemungkinan besar mengalami gangguan psikologis yang lebih berat. Pasien yang telah lebih dulu didiagnosis gangguan mental juga ditemukan lebih parah setelah sembuh dari Covid-19.
Menurut peneliti, gangguan kejiwaan ini dapat muncul karena beberapa hal.
"Seperti oleh respon kekebalan terhadap virus itu sendiri, atau oleh stressor psikologis seperti isolasi sosial, dampak psikologis dari penyakit parah dan berpotensi fatal yang baru, kekhawatiran tentang menulari orang lain, dan stigma," kata pemimpin penelitian ini, Mario Gennaro Mazza, dikutip dari The Guardian.
Peneliti merekomendasikan dokter untuk memeriksa masalah kesehatan mental pasien setelah sembuh dari COvid-19.
Selain dikaitkan dengan gangguan kejiwaan, penelitian lain juga mendapati sejumlah pasien sembuh dari Covid-19 juga berisiko mengalami masalah jantung, pembuluh darah, dan kerusakan otak. (CNI)
Komentar Anda :