Bandung -- PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) bersama PT Energi Mega Persada (EMP) Bentu & Korinci Baru Ltd melaksanakan Pertemuan Komunitas Pemeliharaan SKK Migas-KKKS 2023 yang dimulai pada Rabu (22/11) hingga Jumat (24/11). Forum yang diisi dengan diskusi dan berbagi pengetahuan tentang peningkatan keandalan fasilitas produksi migas ini diikuti 220 peserta perwakilan dari KKKS di bawah naungan SKK Migas.
EVP Upstream Business PHR Edwil Suzandi mengatakan, pertemuan ini sangat penting untuk berbagi ilmu pengetahuan dan informasi antar KKKS dalam meningkatkan kemampuan dan fasilitas produksi yang dikelola dalam industri migas.
“Suatu kebanggan bagi kami diberikan kepercayaan untuk melaksanakan forum yang sangat bermanfaat ini. Ini sangat penting mengingat WK Rokan saat ini mengelola hampir seluruh fasilitasnya sudah menua. Butuh strategi yang jitu untuk meningkatkan kualitas fasilitas yang ada,” kata Edwil.
Didukung SKK Migas kata Edwil, PHR hingga kini terus berupaya menekan kemungkinan terjadinya penghentian produksi yang tak direncanakan (unplanned shutdown). Terbukti, sejak dikelola PHR, WK Rokan mencatatkan produksi tertinggi di Indonesia.
“Tim dari fasilitas dan produksi SKK Migas sangat rutin memberikan dukungan kepada PHR, sehingga banyak upaya dilakukan di WK Rokan untuk meningkatkan keandalan dan penyegaran fasilitas. Semuanya kami lakukan demi produksi WK Rokan terus meningkat,” kata Edwil.
PHR berkomitmen untuk berperan aktif dalam peningkatan target produksi nasional 1 juta barel minyak per hari pada 2030 nanti.
“Semuanya tidak akan bisa tercapai apabila kita tidak memiliki perencanaan yang matang untuk menjaga fasilitas produksi yang andal,” ujar Edwil.
Untuk itu kata Edwil, pertemuan Komunitas Pemeliharaan diharapkan dapat menjadi ajang saling bertukar pikiran dan berbagi ilmu untuk meningkatkan keandalan fasilitas yang dimiliki.
Hal serupa diungkapkan General Manager EMP Bentu & Korinci Baru Ltd, Tri Firmanto, lewat pertemuan ini diharapkan KKKS di bawah naungan SKK Migas dapat saling berbagi ilmu pengetahuan bagaimana cara kerja dan pengelolaan fasilitas produksi yang baik.
“Kami juga memiliki blok-blok yang sifatnya juga sudah menua. Kami mohon agar rekan KKKS dan SKK Migas yang hadir di sini untuk dapat berbagi ilmu bagaimana cara kerja yang paling efektif dalam meningkatkan uptime fasilitas produksi migas,” tuturnya.
Kepala Divisi Produksi dan Pemeliharaan Fasilitas SKK Migas, Bambang Prayoga mengatakan, uptime (tolak ukur) fasilitas produksi migas menunjukkan peningkatan cukup baik bila dibanding tahun sebelumnya. Potensi loss production opportunity (LPO) yang diakibatkan oleh unplanned downtime juga menunjukkan tren perbaikan.
Namun apabila dicermati kata Bambang, lima puluh persen potensi LPO pada produksi minyak disebabkan oleh unplanned shutdown karena kegagalan fasilitas produksi.
“Tantangan buat kita bersama, bagaimana perbaikan ini bisa dicapai di antaranya dengan memastikan bahwa seluruh program kerja perbaikan fasilitas produksi dijalankan sesuai rencana,” ujarnya.
SKK Migas mengucapkan terima kasih atas kerja keras KKKS pada sektor pemeliharaan fasilitas produksi hulu migas yang telah memberikan kontribusi terbaiknya untuk pencapaian di tahun 2023 ini.
“Untuk KKKS yang pada tahun 2023 masih belum mencapai target, bersama ini kami mengingatkan agar memberikan kontribusi terbaiknya untuk terus komitmen menjalankan seluruh rencana kegiatan pemeliharaan serta memastikan kualitas dan efektivitas dicapai dengan baik untuk meningkatkan uptime fasilitas produksi sehingga LPO dapat diturunkan,” jelasnya.
Bambang mengingatkan agar aspek keselamatan tetap menjadi landasan dalam kegiatan hulu migas. SKK Migas mencatat, penerapan aspek keselamatan pada tahun 2023 menunjukkan peningkatan cukup baik dibanding tahun sebelumnya.
“Namun catatan insiden keselamatan pekerja dan keselamatan proses kerja yang menimbulkan kerusakan aset beberapa tahun lalu harus menjadi pengingat bagi kita bahwa risiko kecelakaan itu ada di sekitar kita. Apabila kita tidak menjalani dengan baik maka insiden itu bukan tidak mungkin akan terjadi. Untuk itu, budaya keselamatan dan kepatuhan harus selalu dijaga,” katanya.
Pertemuan Komunitas Pemeliharaan merupakan kegiatan yang diinisiasi SKK Migas setiap tahun sebagai forum diskusi KKKS berbagi pengalaman pemeliharaan dan kiat meningkatkan keandalan fasilitas produksi. Tahun ini, SKK Migas menunjuk PHR dan EMP Bentu sebagai pelaksana.(rls/pri)
Komentar Anda :