Peningkatan tarif impor dan kebijakan proteksionisme AS mengancam sektor tekstil, furnitur, dan karet Indonesia
Sabtu, 05-04-2025 - 08:13:51 WIB
JAKARTA – Sejumlah sektor ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalami kerugian signifikan akibat kebijakan proteksionisme terbaru yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Pemerintahan AS di bawah Presiden terbaru Donald Trump telah mengumumkan kenaikan tarif impor untuk berbagai produk dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kebijakan ini menjadi pukulan berat bagi sektor-sektor seperti tekstil, furnitur, dan industri karet, yang selama ini mengandalkan pasar ekspor Amerika sebagai salah satu tujuan utama. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor furnitur ke Amerika Serikat menyumbang hampir 35% dari total ekspor furnitur Indonesia pada tahun 2024.
“Dengan kenaikan tarif hingga 25% untuk produk furnitur dan 15% untuk produk tekstil, banyak pelaku industri dalam negeri yang terancam kehilangan pasar,” ujar Adi Nugroho, Ketua Asosiasi Eksportir Produk Manufaktur Indonesia (AEPMI). “Kami khawatir akan terjadi penurunan produksi dan PHK massal jika kebijakan ini tidak segera direspons dengan kebijakan penyeimbang.”
Selain kerugian finansial, pelaku industri juga menghadapi ketidakpastian dalam perencanaan jangka panjang. Beberapa produsen bahkan mulai mempertimbangkan relokasi pasar ke wilayah Asia Timur dan Timur Tengah.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan menyatakan akan melakukan negosiasi bilateral dengan AS serta mengupayakan diversifikasi pasar ekspor. “Kami akan mencari solusi agar dampak kebijakan ini bisa diminimalisir,” kata Menteri Perdagangan, Rini Martowardojo.
Namun, analis ekonomi menilai respons cepat sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penurunan pendapatan negara dari sektor ekspor, serta melindungi jutaan tenaga kerja yang menggantungkan hidup di sektor-sektor terdampak. (rls/pri)
Komentar Anda :