Kepengurusan Keluarga Alumni Universitas Gajah Mada Kedokteran (KAGAMA DOK) Provinsi Riau Dilantik
PEKANBARU -- Kagama Dok adalah Singkatan dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada Kedokteran. Salah satu tujuan dari KAGAMA DOK yaitu untuk menjalin silaturahmi antara alumni fakultas kedokteran UGM, juga membina kerja sama dengan pemerintah, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan lainnya. Lewat Kagama Dok, diharapkan seluruh alumni bisa menerapkan ilmu dan keahlian di bidang kedokteran yang dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa dan negara.
Kepengurusan KAGAMA DOK kompartemen Riau periode 2022-2027 yang diketuai Dr. dr. Tubagus Odih R Wahid SpBA(K)Dig MKM FISQua, resmi dilantik oleh Ketua Umum KAGAMA DOK, Dr. dr. Hasto Wardoyo Sp.OG(K) yang juga merupakan Kepala BKKBN Pusat, Minggu (7/8).
Setelah proses pengukuhan dan penandatangan berkas pelantikan Hasto menyampaikan pesan penting untuk keselamatan bangsa Indonesia. Dalam sambutannya Hasto juga menyinggung soal stunting. Seperti yang diketahui Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
“Stunting ini bahaya sekali. Dampak jangka panjangnya luar biasa. Bisa dibayangkan angka stunting saat ini 24,4 persen dan riau 22,3 persen. Bisa dibayangkan kalau 24,4 bisa nanti dia di usia-usia porduktif di usai 25 dan 30 dia menjadi beban banyak orang, berat sekali, karena generasi kita banyak yang stunting sehingga kita sulit menjadi negara 4 besar ekonomi terbaik di Asia” jelas Hasto
Untuk itu Hasto meminta Keluarga Universitas Gajah Mada (Kagama) Kedokteran Riau yang beranggotakan alumni kedokteran umum hingga spesialis mendorong penurunan stunting atau kekerdilan di riau yang masih tinggi yakni 22,3 persen. Dengan melakukan kerjasama dan koordinasi dengan semua pihak, melakukan kegiatan yang merakyat, dan lain sebagainya.
"Prevalensi stunting Riau rata-rata sebesar 22,3 persen itu jika dibandingkan dengan di luar Jawa, masih rendah. Akan tetapi Kota Pekanbaru malah lebih rendah atau berada di angka 11,4 persen, sehingga perlu ditiru oleh kabupaten lainnya di Riau yang tercatat angka prevalensi stunting-nya masih tinggi," kata Hasto.
Sementara itu Pemrov Riau berkomitmen untuk bisa menurunkan prevalensi stunting 2,7 persen setiap tahunnya, ditandai dengan isu stunting menjadi isu strategis nasional dan menjadikan prevalensi stunting sebagai indikator kinerja kepala daerah dalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2019-2024.
Gubernur Riau, Syamsuar diwakili Asisten III Sekretaris Daerah Provinsi Riau Joni Irwan mengatakan, selain menjalin silaturahmi antara alumni Fakultas Kedokteran UGM, keberadaan Kagama kedokteran Riau juga dipandang sebagai wadah dalam membina kerja sama dengan Pemerintah, organisasi profesi, dan organisasi kemasyarakatan. (AD)
Komentar Anda :