Deklarasikan GN Lamantera
Tiga Pihak Ini Sepakat Selamatkan Pulau di Riau dari Ancaman Abrasi
Senin, 30-11-2020 - 17:02:21 WIB
Prof. Ashaluddin Jalil dan Ketua GN Lamantera Mashuri Kurniawan
TERKAIT:
   
 

SELATPANJANG- Jika pemerintah diam saja, tidak segera mengatasi dan menanggulangi abrasi di Pulau terluar yang ada di Riau, maka pulau-pulau itu bisa hilang ditelan air laut. Kondisi tersebut jika dibiarkan ,dipastikan mempengaruhi geopolitik Indonesia.

Hal ini terungkap pada pertemuan tiga pihak yakni Akademisi, pengusaha, dan media, Minggu (29/2020), di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau. Dalam pertemuan tersebut dideklarasikan Gerakan Nasional Penyelamatan Mangrove Pesisir Timur Sumatera (GN Lamantera) yang diketuai Mashuri Kurniawan.

Tiga pihak tersebut adalah akademisi Riau Profesor Dr Ashaluddin Jalil MS, praktisi media yang juga Sekretaris Umum DPP Aliansi Pewarta Pertanian Indonesia (APPI) Satria Utama Batubara, wartawan senjor Mshuri Kurniawan, dan pelaku usaha Alexander Pranoto.

Ketua Umum Gerakan Nasional Penyelamatan Mangrove Pesisir Timur Sumatera (GN Lamantera) Mashuri Kurniawan mengatakan, mulai dari pemerintah daerah hingga pusat, harus bergerak cepat.

Pasalnya, sebut dia, kondisi ini terlihat tidak tertangani maksimal. Bila terus kondisinya dibiarkan terus menerus seperti sekarang, bisa berakibat fatal sekali. Diyakini tiga pulau terluar di provinsi Riau yang menjadi bagian dari NKRI akan "lenyap" dalam kurun waktu tidak begitu lama.

Menurut dia, pemerintah terlihat masih setengah hati menanggulangi abrasi pulau-pulau di Riau. "Janganlah setengah hati dalam penanganan masalah abrasi tersebut. Sedih saya melihat kondisi abrasi di Riau ini," jelas dia kepada media, Senin (30/11/2020)

Mashuri mengajak, seluruh elemen masyarakat bersama masyarakat lokal bisa menyelesaikan persoalan ini. Karena, persoalan abrasi bukan saja tanggungjawab daerah, pemerintah pusat mulai DPR RI dan Kementerian, bertanggungjawab mengatasi persoalan abrasi ini.

"Kami mengajak seluruh masyarakat untuk peduli teehadap lingkungan, terutama mengenai abrasi. Kami membutuhkan dukungan pemerintah pusat,” paparnya.

Akademisi Riau Profesor Dr Ashaluddin Jalil MS, dirinya sepakat melakukan penyelamatan lingkungan, khususnya
Daerah yang terancam hilang yakni Pulau Bengkalis, Pulau Rupat, serta Pulau Rangsang di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Persoalan ini kata Dia, bukan lagi sebatas urusan daerah. Namun, sudah seharusnya menjadi perhatian nasional. Terlebih lagi sudah menyangkut kedaulatan dan keamanan negara. 

"Saya sepakat untuk bergerak cepat melakukan penanaman bakau atau mangrove dibibir pantai. Sebab, pulau-pulau tersebut berada terdepan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka-Malaysia," jelasnya.

Dikatakan, bersama Gerakan Nasional Penyelamatan Mangrove Pesisir Timur Sumatera (GN Lamantera), pelaku usaha, media, dan seluruh elemen masyarakat, ingin sekali mencegah bertambah parahnya abrasi tersebut. "Dalam hal penyelamatan pulau terluar Indonesia ini, diperlukan langkah penyelamatan sedini mungkin, agar terhindar dari bencana dan kehancuran lebih dahsyat,"ujar dia.

Langkahnya, sebut mantan Rektor Unri ini, Pertama, berjalan srentak proses edukasi dan penanaman kembali bakau atau mangrove. Tidak saja untuk mencegah abrasi dan memberikan kehidupan bagi masyarakat tempatan.

Kedua, peran nyata para pihak atau steakholder, tidak hanya sebatas merencanakan. Tapi harus aksi. Ketiga, proses revegetasi atau proses penanaman kembali harus berlanjut terus.

Keempat, memberikan edukasi masyarakat usia dini agar memahami lingkunhannya secara baik. Dimulai dari rumah.

Kelima, pemerintah mulai dari pusat hingga daerah dalam memberikan dan menyesuaikan dari potensi yang ada dalam daerah. "Kehidupan masyarakat harus dijamin. Menciptakan kelompok masyarakat yang memang peduli lingkungan, serta memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat," ungkapnya.**



 
Berita Lainnya :
  • Tiga Pihak Ini Sepakat Selamatkan Pulau di Riau dari Ancaman Abrasi
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Masih Ada Hujan di Riau
    02 Dekati Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan Badan, Kanwil DJP Riau Kumpulkan Asosiasi se-Riau
    03 Pj Gubri Siap Jalankan Arahan Wapres Terkait Penanggulangan Bencana
    04 Pemprov Riau Gesah Persiapan Tari Massal untuk Event BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival
    05 Presiden Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
    06 Masih Ada Hujan, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    07 OJK Riau Gelar Coaching Clinic Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) Bagi 38 PUJK di Riau
    08 Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pekanbaru Stabil Pasca Idul Fitri
    09 Pemprov Riau Sediakan 150 Stand UMKM Gratis di Gernas BBI dan BBWI, Begini Cara Daftarnya
    10 Israel Bersiap Giring Warga Palestina dari Rafah usai Tertunda
    11 Maret 2024, Impor Beras dan Gandum Melonjak
    12 Pj Gubri Akan Sentuh Infrastruktur Sampai ke 12 Kabupaten/Kota
    13 Disebutkan Media Korea, Shin Tae Yong Senjata Paling Berbahaya Indonesia
    14 Pj Gubri SF Hariyanto Minta BRS BPS Jadi Acuan Pengambilan Kebijakan Ekonomi
    15 Kepala Puskesmas Diingatkan Serius Jalankan Program Doctor On Call
    16 Hujan Sepanjang Hari, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    17 Wujudkan Misi Untuk Kesejahteraan Umat, BRK Syariah Buka Sentra UMKM di Kantor Arifin Ahmad
    18 PHR Pastikan Produksi Migas Blok Rokan Tetap Produktif, Meski Sempat Diterjang Banjir
    19 BPS Umumkan Rilis Ekspor Riau Periode Maret 2024
    20 Tim Komisi II DPR RI Kunker di Riau
    21 Pengusaha Buka-bukaan Biang Kerok Gula Langka dan Mahal di Ritel
    22 STY Belum Puas Usai Bawa Indonesia ke Perempat Final Piala Asia U-23
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau