JAKARTA -- Semenjak menjadi cabang olahraga yang dipertunjukkan pada perhelatan Asian Games 2018 di Indonesia, e-sports bisa dikatakan kebanjiran peminat.
E-sports dalam catatan laman esportsnesia.com, memiliki empat poin pertimbangan masuk ke dalam olahraga.
Itu berarti, e-sports dipertandingkan untuk meraih prestasi alias meraih penghargaan medali.
E-sports tergolong memiliki sifat kompetisi, yakni kompetisi untuk menghasilkan individu maupun tim terbaik dengan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya pada suatu pertandingan.
Kedua, e-sports juga mempunyai syarat kesiapan mental dan fisik.
Ketiga, e-sports juga mewajibkan pesertanya mengasah terus-menerus keahlian yang dimiliki.
Terakhir, e-sports memiliki aturan dan kode etik permainan. Aturan dan kode etik itu berisi dukungan pada nilai kejujuran dan sportivitas.
Keempat poin itu masih ditambah dengan dedikasi serta keseriusan para pemain, kesediaan menyiapkan energi, waktu, pengalaman, dan latihan yang pada akhirnya berkontribusi membentuk semangat berkompetisi, seperti ditulis dalam situs kompas.com.
Hal yang tak kalah penting adalah dari segi penyelenggaraan. Olahraga e-sports membutuhkan pelaksanaan pertandingan yang terus-menerus.
Kontinuitas tersebut menjadi hal penting agar e-sports makin menjadi olahraga yang meluas di masyarakat.
Catatan laporan Kepios yang dibuat bersama We Are Social dan HootSuite pada laman hybrid.co.id menunjukkan 26 persen dari 171 juta pengguna internet di Indonesia, seturut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), menonton turnamen e-sports.
Persentase itu setara dengan 44,5 juta orang menonton pertandingan e-sports. Kemudian, jumlah penonton siaran langsung e-sports di Indonesia besarnya mencapai 68,4 juta orang dari total pengguna internet.
Sementara itu, kebanyakan penonton e-sports berada di rentang usia 16 tahun hingga 24 tahun.
Di Indonesia, peertandingan e-sports dilaksanakan di berbagai tempat. Saat Asian Games 2018, BriTama Arena di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara menjadi lokasi eksibisi e-sports.
BriTama Arena lazim dikenal sebagai tempat penyelenggaraan turnamen olahraga bola basket.
Selain gedung tersebut, Istora Senayan Jakarta juga pernah menjadi tempat pertandingan e-sports. Persisnya saat final Piala Presiden E-sports 2019 pada 30-31 Maret 2019.
Kala itu, tiket pertandingan yang dijual secara online banderolnya di kisaran Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per lembar.
Sementara itu, pengelola Cikini Gold Center (CGC) sekaligus CEO Aldiron Hero Group Aldrin Tando mengatakan bahwa pihaknya menyelenggarakan turnamen e-sports di Lantai 3 CGC di kawasan Cikini tersebut.
Kegiatan berlangsung pada Sabtu (31/8/2019). Kegiatan diikuti oleh 64 tim berisikan masing-masing beranggotakan 5 orang.
"Ini kali pertama diadakan lomba e-sports di pusat emas (penjualan perhiasan emas)," tutur Aldrin yang juga CEO Aldiron Property ini.
Lebih lanjut, Aldrin mengatakan dari jumlah peserta tersebut, pihaknya melihat bahwa animo peserta lumayan besar.
"Kita mau lihat dulu hasilnya. Kalau sekarang kan sudah lumayan ya, ada 64 tim," kata Aldrin menjawab pertanyaan bahwa kontinuitas penyelenggaraan menjadi perhatian untuk makin memperkenalkan e-sports kepada masyarakat banyak.
Menurut Aldrin, penyelenggaraan lomba e-sports di CGC juga bertujuan memperkenalkan generasi muda dengan konsep pusat pernikahan yang diusung pengelola CGC.
Alasannya, di CGC, selain perhiasan emas, tersedia juga perlengkapan kemasan seserahan, kemasan cincin pernikahan dan sebagainya.
"Kami memperkenalkan hal itu kepada generasi yang lebih muda," kata Aldrin Tando.(KC)
Komentar Anda :