JAKARTA -- Suporter Timnas Indonesia berang dengan desain terbaru jersey skuat Garuda yang dibubuhi tulisan PSSI di bagian belakang.
PSSI resmi merilis jersey terbaru Timnas Indonesia pada Jumat (17/4). Dukungan positif mengalir deras karena pembuatan jersey kali ini melibatkan apparel lokal, Mills.
Fan skuat Garuda juga tak mempermasalahkan desain yang terkesan elegan. Namun, mereka kesal mengapa tulisan PSSI harus ditempatkan di belakang kerah.
Maklum, sewindu terakhir kepengurusan PSSI tak lepas dari konflik internal. Tak pelak suporter kerap melampiaskan kekesalan kepada induk sepak bola Indonesia tersebut.
Pendiri La Grande Indonesia, Benedictus Arden Irtanto, menilai tulisan PSSI di kostum Timnas Indonesia tidak tepat.
"Sebenarnya sudah cukup diwakili dengan logo Garuda dan semboyan atau tulisan yang menyuarakan semangat nasionalis. Tapi mungkin PSSI mau 'sembuh' dan kembali sehat sehingga dapat memegang tanggung jawab prestasi Garuda. Ya kita Doakan," ucap Arden kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/4).
Senada, kelompok suporter Ultras Garuda juga mengkritik tulisan PSSI di kerah jersey baru Timnas Indonesia.
"Lebih baik tulisan PSSI nya diganti NKRI supaya lebih mengena semua. Mayoritas suporter kan tidak respek ke PSSI. Saya pribadi enggak seeg ada tulisan itu, karena secara tidak langsung yang jualan PSSI. Padahal PSSI belum bisa memberikan yang terbaik," kata Faried, anggota Ultras Garuda.
Selain itu, Faried juga mengkritik harga jersey yang tak jauh beda dengan merek internasional. Seharusnya produk lokal bisa lebih membumi dengan masyarakat menengah bawah.
"Ini kan merek lokal. Harusnya buat bagaimana caranya masyarakat bisa beli dengan harga yang terjangkau," sebut Faried.
Soal desain, Faried mengakui konsep Mills jadi satu di antara yang terbaik dari masa ke masa. Hanya saja, ia tidak setuju dengan tulisan PSSI yang ada di bagian belakang kerah.
Sementara, Arden sebenarnya mengapresiasi keberanian PSSI untuk melibatkan apparel lokal, Mills. Sebab sudah hampir satu dekade terakhir Indonesia menggandeng Nike.
"Suporter lebih terbius ke merek lokal. Jadi antusiasme tinggi membangkitkan nasionalisme juga karena jadi kebanggaan lokal. Klub-klub sekarang juga banyak menggunakan apparel lokal. Jadi merek lokal mulai naik," ujar Arden. (CNI)
Komentar Anda :
