Alasan Mengapa Corona Belum Disebut Pandemi
Rabu, 26-02-2020 - 09:56:22 WIB
Otoritas kesehatan belum melabeli wabah virus corona sebagai pandemi. (Foto: Chinatopix Via AP)
TERKAIT:
   
 

BULETINSATU.com -- Wabah corona yang bermula dari Wuhan, China hingga Rabu (26/2) pagi tercatat telah menyebar ke 40 negara. Data sementara ini menunjukkan sudah lebih dari 80 ribu kasus. dengan total kematian mencapai lebih 2.700 jiwa. Sedangkan pasien yang sembuh dari virus corona atau COVID-19 jumlahnya 28.044 orang.

Meski begitu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menyatakan penyakit ini sebagai pandemi. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan virus corona memang berpotensi menjadi pandemi.

Tapi kata dia, kondisi saat ini belum cukup untuk menggolongkan corona sebagai pandemi. Ia menjelaskan, keputusan menggunakan istilah pandemi berdasar pada penilaian berkelanjutan dari penyebaran virus secara geografis, tingkat keparahan dan, dampak ke masyarakat.

"Namun saat ini kami belum menyaksikan penyebaran virus ini secara global," kata Tedros seperti dilansir CNN.

Dia menjelaskan, virus ini menyebar lintas negara menggunakan cara yang berbeda sehingga memerlukan respons khusus di masing-masing daerah. Bukan satu panduan umum yang bisa diberlakukan ke semua negara.

Tedros pun mengingatkan, tak ada penghitungan pasti untuk menentukan sebuah penyakit digolongkan pandemi. Tapi karakteristik wabah menjadi pandemi ditentukan oleh ahli epidemiologi--di mana hingga kini belum ada menetapkan istilah tersebut.

Menurut dia, hal tersebut lantaran para ahli belum melihat transmisi berkelanjutan di antara orang-orang yang baru bepergian ke China atau, yang melakukan kontak dengan orang dari China.

Banyaknya kasus di sebuah negara atau meluasnya penyebaran tidak cukup untuk menggolongkan sebuah penyakit sebagai pandemi. Wabah ini harus berkelanjutan, dari orang ke orang sampai berkali-kali, dan penularannya melalui banyak generasi.

Otoritas kesehatan hingga kini belum memberikan label wabah virus corona sebagai pandemi. Tapi potensi ke arah itu tetap terbuka.

"Kami berada di ujung tanduk," kata dokter William Schaffner seorang spesialis penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center sekaligus penasihat di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.

Kekhawatiran serupa diungkapkan Direktur dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases di National Institutes for Health, Anthony Fauci. "Kami benar-benar berada di tepi jurang," kata dia mengumpamakan keadaan.

Untuk sementara ini, sejumlah negara diyakini masih mampu menahan penyebaran dan penularan penyakit. Jika pelbagai negara ini bisa menghentikan wabah sebelum penularannya berkelanjutan maka mereka akan terhindar dari pandemi.

WHO mendefinisikan pandemi sebagai penyebaran penyakit baru ke seluruh dunia. Ada sejumlah penyakit yang dikategorikan pandemi dan paling mematikan sepanjang sejarah dunia. Beberapa di antaranya cacar, campak, tipus, flu spanyol, black death dan HIV/AIDS.

Sementara Profesor Spesialis Mikrobiologi klinik yang juga guru besar FKUI, Amin Soebandrio menjelaskan jangkauan penyakit yang disebut pandemi biasanya mencakup seluruh dunia atau beberapa benua. Ini pula yang membedakannya dengan epidemi.

"Epidemi itu terjadi di satu lingkungan terbatas, atau negara saja," tutur Amin yang menjabat Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Alasan Mengapa Corona Belum Disebut Pandemi
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pj Gubernur Riau: Lancang Kuning Carnival Bakal Tampilkan Fesyen Lokal Menuju Kancah Internasional
    02 Pemprov Riau Bersama Mesjid An-Nur serahkan santunan 150 Anak Yatim
    03 Polda Riau Kerahkan 3.508 Amankan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2024
    04 Jelang Idulfitri, Pj Gubri Harap Seluruh Jajaran Amankan Arus Mudik
    05 Dishub Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar
    06 Direksi BRK Syariah Lanjutkan Safari Ramadan Bersama Pemprov Kepri dan Berikan Bantuan CSR
    07 Yuk Baca Mudikpedia agar Mudik Ceria dan Penuh Makna
    08 Cuaca Cerah Berawan, Waspada 120 Hotspot Terpantau di Riau.
    09 Tingkatkan Sarana, Masjid Al Huda Pian Padang Natuna Terima Dabamas BRK Syariah
    10 Jabatan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun Segera Berakhir, Pemprov Riau Segera Proses ke Kemendagri
    11 Indosat Ajak Masyarakat Rayakan Indah Ramadan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
    12 Besok, Pj Gubri Akan Santuni 150 Anak Yatim Dalam Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Annur
    13 Safari Ramadan di Rokan Hilir, CSR BRK Syariah Kembali Disalurkan
    14 Para Pelaku Usaha Pemotongan Ayam di Pasar Belantik Siak Terima Surat Keterangan Halal
    15 Kick off Riau Sharia Week 2024: BI Gelar Capacity Building Nazhir Wakaf Produktif Bersama BWI Riau
    16 Masjid Al Fatah Kuansing Terima Dana CSR, Asisten I Pemprov Riau Ajak Menabung di BRK Syariah
    17 Disperindag Mulai Lakukan Tera Ulang di Sejumlah SPBU di Pekanbaru
    18 Cuaca Cerah Berawan, Waspada Puluhan Titik Panas Terpantau di Riau.
    19 BRK Syariah dan Pemprov Riau Salurkan Bantuan CSR Untuk Pembangunan Masjid Nur Ilham di Desa Semunai
    20 BKKBN Riau Tingkatkan Peran BKB
    21 OMBUDSMAN MENGAJI DAN BERBAGI DI MADRASAH ALIYAH MA’ARIF NU RIAU
    22 Konservasi Gajah PHR Mendunia, Raih Green World Environment Awards 2024 di Brasil
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau