Aktivis Perempuan soal Isu Keperawanan: Mitos dan Primitif
Sabtu, 30-11-2019 - 15:21:45 WIB
Ilustrasi. Aktivis menyebut, keperawanan tidak ada hubungannya dengan kualitas maupun kinerja seseorang, sehingga absurd dan tidak masuk akal.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Isu keperawanan kembali jadi polemik setelah atlet senam, Shalfa Avrila Siani dicoret dari Pelatnas SEA Games 2019. 

Melalui kuasa hukum Imam Muklas, pihak keluarga menyatakan bahwa Shalfa dikeluarkan dari Pelatnas dan tak bisa ikut bertanding di Filipina lantaran dituding tak perawan.

"(Pada) 13 November kemarin, orang tua Shalfa ditelepon oleh pelatihnya, namanya Irma, untuk menjemput Shalfa [Pelatnas SEA Games] di Gresik, alasannya dia dituduh tidak virgin [perawan], namanya orang tua pasti kaget," kata Imam, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/11).

Menanggapi tudingan itu, lanjut Imam, pihak keluarga telah melakukan visum di RS Bhayangkara, Kediri, Jawa Timur.

"Tanggal 20 November, divisum di RS Bhayangkara hasilnya selaput darah dia masih utuh. Setelah keluarga mendapatkan hasil visum itu kemudian keluarga menyampaikan melalui WA kepada pelatih, pelatih meragukan, minta tes ke dua kali di RS Gresik, ini yang menjadi pertanyaan kami," kata Imam.

Imam merasa hal itu cukup janggal. Ia menilai pelatih harusnya mengantongi hasil pemeriksaan medis sebelum mengklaim kalau Shalfa tak lagi perawan. Namun saat pemulangan Shalfa, tim pelatih tak menyerahkan surat keterangan atau hasil tim medis apapun.

Demi mencari keadilan untuk Shalfa, pihak keluarga pun langsung melayangkan surat laporan ke Presiden Joko Widodo, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), dan KONI.

Menanggapi kabar ini, Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) memastikan pencoretan Shalfa ke SEA Games 2019 tak berkaitan dengan masalah keperawanan, melainkan penurunan prestasi yang dialami atlet asal Kota Kediri tersebut.

Persani berjanji akan menjatuhkan sanksi kepada pelatih jika terbukti benar menuding salah satu atletnya tidak perawan sehingga dicoret dari pelatnas SEA Games 2019.

Menurut aktivis perempuan dan konsultan gender Tunggal Pawestri, membesarnya polemik seputar masalah keperawanan di masyarakat karena masyarakat Indonesia dan negara masih percaya pada mitos.

"Kenapa ini masih jadi masalah besar? Ya, karena masyarakat dan bahkan institusi negara masih memelihara mitos," kata Tunggal kepada CNNIndonesia.com, Jumat (29/11).

Mitos yang dimaksud adalah mitos yang menganggap perempuan yang belum menikah tapi tidak perawan dianggap sebagai perempuan yang kotor dan tidak suci. Sampai-sampai dianggap tidak layak berprestasi. 

Menurut Tunggal, konsep tes keperawanan dalam institusi baik olahraga maupun institusi lainnya, merupakan konsep yang absurd dan tidak masuk akal. Dia menilai tidak ada hubungan antara keperawanan dengan kualitas maupun kinerja seseorang.

Selain kasus Shalfa, keperawanan masih jadi masalah karena institusi militer disebut masih memberlakukan tes keperawanan.

"Tidak ada gunanya sama sekali. Mereka secara vulgar mempertontonkan invasi wilayah privasi yang semestinya sudah enggak ada lagi. Primitif," kata Tunggal.

Untuk menghilangkan mitos dan stigma tersebut, Tunggal menilai perlu adanya pendidikan khusus tentang kesehatan reproduksi.

"Agar masyarakat luas tahu bahwa nilai seorang perempuan tidak bisa diukur dari hymen-nya. Dan tentu saja negara mesti hapuskan tes keperawanan yang masih dilakukan, karena tes itu tak dapat buktikan apapun," ucap Tunggal.

Hymen atau selaput dara adalah membran tipis yang menutupi mulut vagina. Hymen yang robek kerap dijadikan tanda kalau wanita tak lagi perawan. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Aktivis Perempuan soal Isu Keperawanan: Mitos dan Primitif
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pj Gubernur Riau: Lancang Kuning Carnival Bakal Tampilkan Fesyen Lokal Menuju Kancah Internasional
    02 Pemprov Riau Bersama Mesjid An-Nur serahkan santunan 150 Anak Yatim
    03 Polda Riau Kerahkan 3.508 Amankan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2024
    04 Jelang Idulfitri, Pj Gubri Harap Seluruh Jajaran Amankan Arus Mudik
    05 Dishub Imbau Masyarakat Lapor Jika Temukan Jukir Liar
    06 Direksi BRK Syariah Lanjutkan Safari Ramadan Bersama Pemprov Kepri dan Berikan Bantuan CSR
    07 Yuk Baca Mudikpedia agar Mudik Ceria dan Penuh Makna
    08 Cuaca Cerah Berawan, Waspada 120 Hotspot Terpantau di Riau.
    09 Tingkatkan Sarana, Masjid Al Huda Pian Padang Natuna Terima Dabamas BRK Syariah
    10 Jabatan Pj Wali Kota Pekanbaru Muflihun Segera Berakhir, Pemprov Riau Segera Proses ke Kemendagri
    11 Indosat Ajak Masyarakat Rayakan Indah Ramadan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal
    12 Besok, Pj Gubri Akan Santuni 150 Anak Yatim Dalam Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Annur
    13 Safari Ramadan di Rokan Hilir, CSR BRK Syariah Kembali Disalurkan
    14 Para Pelaku Usaha Pemotongan Ayam di Pasar Belantik Siak Terima Surat Keterangan Halal
    15 Kick off Riau Sharia Week 2024: BI Gelar Capacity Building Nazhir Wakaf Produktif Bersama BWI Riau
    16 Masjid Al Fatah Kuansing Terima Dana CSR, Asisten I Pemprov Riau Ajak Menabung di BRK Syariah
    17 Disperindag Mulai Lakukan Tera Ulang di Sejumlah SPBU di Pekanbaru
    18 Cuaca Cerah Berawan, Waspada Puluhan Titik Panas Terpantau di Riau.
    19 BRK Syariah dan Pemprov Riau Salurkan Bantuan CSR Untuk Pembangunan Masjid Nur Ilham di Desa Semunai
    20 BKKBN Riau Tingkatkan Peran BKB
    21 OMBUDSMAN MENGAJI DAN BERBAGI DI MADRASAH ALIYAH MA’ARIF NU RIAU
    22 Konservasi Gajah PHR Mendunia, Raih Green World Environment Awards 2024 di Brasil
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau