Pengamat: Hati-hati Sebut Asing di Rusuh Papua
Rabu, 04-09-2019 - 22:32:18 WIB
Ilustrasi.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Peneliti LIPI yang menekuni kajian Papua, Adriana Elisabeth mengingatkan semua pihak berhati-hati menyebut keterlibatan pihak asing dalam demonstrasi berujung kerusuhan di Papua dan Papua Barat. 

Tudingan keterlibatan asing harus disertai bukti yang jelas agar tidak menimbulkan spekulasi lebih jauh terkait ketegangan yang terjadi di Papua.

"Hati-hati membuat pernyataan itu. Pihak-pihak yang menyatakan itu harus jelaskan betul seperti apa situasinya. Jangan buat orang bingung dan bikin orang berspekulasi lebih jauh," ujar Adriana dilansir dari situs cnniIndonesia.com.

Pernyataan dugaan keterlibatan asing itu diutarakan pemerintah lewat Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Menkopolhukam Wiranto, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. 

Adriana mempertanyakan keterkaitan asing yang dimaksudkan mereka. 

Dia mencontohkan sehari setelah kerusuhan di Jayapura, dirinya baru memperoleh pemberitaan itu dari media Australia yang melansir media lokal suarapapua.com. Adriana mengaku tak menemukan pemberitaan rusuh Jayapura di media nasional.

Dari pengalaman itu, Adriana mempertanyakan apakah hal itu yang dimaksud pemerintah sebagai keterlibatan asing.

"Jadi maksud saya jangan berspekulasi. Tapi kalau dari segi tadi ada keterhubungan dengan pemberitaan di luar, itu saya pengalaman sendiri dapatkan berita itu di luar bukan dari dalam (Indonesia)," jelas Adriana.

Adriana menyebut praduga keterkaitan asing juga bisa terkait kepentingan investasi di Papua. Namun ketertarikan asing untuk investasi di Papua bukan hal baru.

"Papua itu kan daerah sumber daya alam, kalau banyak investor terkait dan sebagainya apakah itu terkait kerusuhan, didalami, ya. Kita, kan, enggak bisa mengatakan semaunya," ucapnya.

Pemerintah sejauh ini memang belum memberikan penjelasan rinci soal dugaan keterlibatan pihak asing dalam ketegangan di Papua. 

Kapolri Jenderal Pol, Tito Karnavian, misalnya, hanya menyatakan ada kelompok masyarakat yang terlibat aksi anarkis di Papua dan Papua Barat, memiliki hubungan dengan pihak asing, terutama organisasi di luar negeri.

Kata Tito, Polri saat ini Polri tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani masalah tersebut.

Dugaan keterlibatan asing semakin menguat setelah pihak imigrasi menangkap empat warga negara Australia yang ikut aksi demonstrasi di Sorong. Imigrasi kemudian mendeportasi mereka

Kepala Seksi Intelijen dan Penindakan Imigrasi Sorong, Cun Sudirharto mengatakan, empat warga negara Australia tersebut masuk ke Indonesia dengan izin berwisata, bukan mengikuti aksi demo.

"Empat warga asing tersebut mengakui tidak memahami apa arti aksi tersebut karena informasi warga setempat demo tersebut adalah festival budaya," ujar Cun tanpa merinci lebih jauh soal identitas WN Australia dan afiliasinya.

Adriana menjelaskan penyebutan keterkaitan asing sama halnya dengan menyebut nama Benny Wenda terkait rusuh di Papua. 

Ada banyak aspek bisa dikaitkan dengan keterlibatan asing. Sama halnya dengan ada banyak faksi di Papua tak hanya Benny Wenda. 

Dia menuturkan masyarakat yang mendukung referendum bagi Papua, belum tentu mereka mendukung Benny.

"Seperti saat ini disebutkan Benny Wenda semua bereaksi, tapi menurut saya itu jadi semacam legitimasi. Nama Benny Wenda diulang-ulang," kata dia.

"Menurut saya sebenarnya enggak perlu disebutkan," lanjut dia. 

"Karena Benny Wenda itu kan hanya satu kelompok saja yang berjuang untuk kelompoknya. Bukan mengatasnamakan Papua yang lain. Ada yang pro referendum tapi enggak sejalan dengan Benny Wenda, misalnya."

Adriana menyebut hanya satu yang perlu dipahami oleh pemerintah yaitu terkait resolusi PBB tahun 2004 yang menyatakan Papua adalah bagian dari Indonesia. Namun pemerintah harus memenuhi kesejahteraan masyarakat Papua.

"Itu yang belum dilakukan, jadi kalau Papua berteriak-teriak merdeka merdeka nah itu karena belum dipenuhi," ujarnya.

Atas dasar itu Adriana menilai menilai penyelesaian masalah di Papua bukan lagi soal bendera Bintang Kejora melainkan pada sumber daya manusia yang harus diperhatikan pemerintah.(CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Pengamat: Hati-hati Sebut Asing di Rusuh Papua
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Pemprov Riau Gesah Persiapan Tari Massal untuk Event BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival
    02 Presiden Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
    03 Masih Ada Hujan, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    04 OJK Riau Gelar Coaching Clinic Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) Bagi 38 PUJK di Riau
    05 Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pekanbaru Stabil Pasca Idul Fitri
    06 Pemprov Riau Sediakan 150 Stand UMKM Gratis di Gernas BBI dan BBWI, Begini Cara Daftarnya
    07 Israel Bersiap Giring Warga Palestina dari Rafah usai Tertunda
    08 Maret 2024, Impor Beras dan Gandum Melonjak
    09 Pj Gubri Akan Sentuh Infrastruktur Sampai ke 12 Kabupaten/Kota
    10 Disebutkan Media Korea, Shin Tae Yong Senjata Paling Berbahaya Indonesia
    11 Pj Gubri SF Hariyanto Minta BRS BPS Jadi Acuan Pengambilan Kebijakan Ekonomi
    12 Kepala Puskesmas Diingatkan Serius Jalankan Program Doctor On Call
    13 Hujan Sepanjang Hari, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    14 Wujudkan Misi Untuk Kesejahteraan Umat, BRK Syariah Buka Sentra UMKM di Kantor Arifin Ahmad
    15 PHR Pastikan Produksi Migas Blok Rokan Tetap Produktif, Meski Sempat Diterjang Banjir
    16 BPS Umumkan Rilis Ekspor Riau Periode Maret 2024
    17 Tim Komisi II DPR RI Kunker di Riau
    18 Pengusaha Buka-bukaan Biang Kerok Gula Langka dan Mahal di Ritel
    19 STY Belum Puas Usai Bawa Indonesia ke Perempat Final Piala Asia U-23
    20 Jalankan Program Satu Guru Hafidz Satu Desa, Riau Telah Miliki 34.271 Hafidz dan Hafidzah
    21 Pj Gubri Resmi Buka MTQ Ke 42 di Dumai
    22 Cuaca Cerah Berawan, Namun Tetap Harus Waspada, Masih Ada Potensi Hujan di Riau
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau