7 Fakta Terbaru Pasca-kerusuhan Jayapura, Tetapkan 30 Tersangka hingga Perekonomian Mulai Berjalan
JAYAPURA -Ribuan pengunjuk rasa memggelar aksi demo di Jayapura, Kamis (29/8/2019). Aksi tersebut berakhir dengan kerusuhan.
Saat itu, massa membakar Kantor Majelis Rakyat Papua dan menjebol Lapas Abepura serta membakar fasilitas umum lainnya.
Beberapa hari pasca-kerusuhan, situasi di Jayapura sudah mulai kondusif dan telekomunikasi yang sempat terputus mulai normal.
Berikut 7 fakta terbaru pasca- kerusuhan Jayapura:
1. Polisi tetapkan 30 tersangka kerusuhan Jayapura
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menyampaikan, 30 orang yang ditetapkan sebagai tersangka terkait unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Jayapura, Papua, Kamis (29/8/2019) melakukan perusakan dan pencurian dengan kekerasan.
Dari 30 orang itu, 17 di antaranya menjadi tersangka perusakan dan 7 lainnya diduga melakukan pencudian dengan kekerasan serta 1 tersangka melakukan pembakaran.
Lalu, 3 orang melakukan penghasutan dan ujaran kebencian. Terkait tindak pidana tersebut, Dedi mengatakan bahwa pelaku melakukan penghinaan secara lisan. Kemudian, aparat melihatnya melalui video.
"Dari perusuh, (Pasal) 160 (KUHP) itu berarti dia melakukan penghinaan secara lisan, secara langsung, itu bisa langsung dijerat, dan aparat kepolisian di sana melihat dari video," kata dia.
Sisanya, 2 orang lainnya diduga melanggar perihal kepemilikan senjata tajam. Polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti sembako serta alat musik hasil jarahan tersangka serta sejumlah barang bukti seperti senjata tajam, laptop, motor, dan mobil yang rusak.
2. Bawa pisau hingga ketapel
Direskrimum Polda Papua, Kombes Pol Toni Harsono menyebut ada 64 orang yang telah diamankan terkait kerusuhan Jayapura. Dari para pelaku, polisi mengamankan beberapa jenis senjata yang dugunakan untuk perusakan dan penjarahan.
"Peralatan yang mereka siapkan, ada pisau, katapel yang semua bentuknya sama, kemudian alat besi sama semua dan gagangnya pun seragam, batu, dan yang sebelah kiri adalah hasil jarahan mereka," ujarnya di Jayapura, Sabtu (31/08/2019).
Dari 64 orang yang telah diamankan, Polda Papua sudah menetapkan 28 orang sebagai tersangka. Para pelaku ditangkap di beberapa lokasi pada Jumat (30/8/2019).
3. Layanan telekomunikasi 90 persen sudah normal
Layanan telepon dan pesan singkat (SMS) Telkomsel sudah 90 persen normal kembali di Kota Jayapura, Papua, Sabtu (31/8/2019), setelah sempat mengalami gangguan sejak Kamis (29/8/2019).
Gangguan ini terjadi sebagai imbas dari aksi massa yang terjadi di Jayapura. Dalam aksi itu, massa membakar Gedung Layanan TelkomGroup, termasuk kantor layanan atau GraPARI Telkomsel.
"Saat ini layanan telepon dan SMS Telkomsel di Kota Jayapura sudah 90 persen beroperasi normal untuk layanan telepon dan SMS. Pemulihan layanan telepon dan SMS terus dioptimalkan guna memastikan percepatan kenyamanan berkomunikasi pelanggan di Kota Jayapura," kata VP Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin, melalui keterangan resmi, Sabtu (31/8/2019).
Namun Kantor layanan Telkomsel (GraPARI) di Kota Jayapura belum dapat beroperasi hingga waktu yang belum dapat ditentukan.
"Pelanggan dapat memanfaatkan layanan call center di nomor 188," ujar dia.
4. Tentara kawal penyaluran BBM
Pasca-kerusuhan, aparat TNI mengawal penyaluran BBM di wilayah Jayapura. Unit Manager Communication, Relations, dan CSR Marketing Operation Region (MOR) VIII Maluku-Papua PT Pertamina (Persero) Brasto Galih Nugroho menyampaikan, penyaluran BBM dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pasca terjadinya gejolak situasi keamanan akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Jayapura.
Sebelumnya, pengiriman BBM sempat ditunda dengan alasan pertimbangan keamanan.
"Pagi ini terminal BBM Jayapura telah menyalurkan BBM ke lembaga penyalur dengan pengawalan dari TNI. Pertamina dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) juga berkoordinasi dengan kepolisian untuk keamanan SPBU," kata Brasto, Sabtu (31/8/2019).
Menurutnya sebagian besar stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) reguler di Kota Jayapura dan Sentani sudah beroperasi normal, masing-masing yaitu SPBU Nagoya, Dok 5 Atas, Dok 5 Bawah, Entrop, Padang Bulan, Tanah Hitam, Hawai Sentani, Bandara Sentani dan Doyo.
Sementara SPBU Kotaraja dan Waena akan buka apabila mendapat rekomendasi dari aparat kepolisian. Untuk SPBU Dok 5 Bawah, Kotaraja dan Entrop mengalami kerusakan dispenser akibat ulah massa pada 29 Agustus 2019.
5. Massa demonstran dipulangkan
Sekitar 1.000 pendemo yang bertahan 3 hari 2 malam di Kantor Gubernur Papua akhirnya dipulangkan oleh aparat TNI Polri, Sabtu (31/8/2019) dini hari sekitar pukul 03.00 WIT.
Massa pendemo terpaksa mendiami kantor Gubernur Papua sejak menggelar aksi unjuk rasa, Kamis (29/8/2019), lantaran takut menghadapi massa dari masyarakat korban anarkistis para pendemo.
Dari pantauan Kompas.com, sejak Jumat (30/8/2019) malam, setidaknya 11 unit truk milik TNI dan Polri dikerahkan untuk mengantarkan massa ke rumah mereka masing-masing.
Mobil truk yang mengangkut massa harus lima kali pulang balik Perumnas III Waena-Kantor Gubernur Papua, untuk bisa mengantarkan mereka ke lokasi titik temu semula.
Massa pendemo juga diperiksa aparat saat terjaring membawa barang jarahan dari toko di Kota Jayapura.
Sementara dari pantauan Kompas.com di sepanjang jalan Entrop-Kota Jayapura, jalanan tanpak sepi dan masyarakat berjaga-jaga di wilayah masing-masing.
Hingga Sabtu dini hari, Jalan Raya Kelapa II Entrop, Distrik Jayapura Selatan, masih ditutup oleh masyarakat setempat.
Mereka tak ingin membubarkan diri pasca-pembakaran beberapa ruko dan kios yang menjadi mata pencarian masyarakat setempat.
6. Perekonomian mulai berjalan
Aktivitas masyarakat pasca kerusuhan di Kota Jayapura sudah kembali normal pada Sabtu (31/8/2019) pagi. Lini perekonomian terlihat sudah berjalan walau belum seluruhnya.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, aktivitas di Pasar Youtefa yang merupakan pasar induk di Kota Jayapura, mulai berjalan seperti sebelumnya.
Meski demikian, belum seluruh lapak terisi kembali. Begitu juga Pasar Hamadi yang para pedagangnya sudah berjualan kembali.
Sementara Gery Pirono, Direktur Saga Grup yang memiliki usaha ritel modern menyebutkan, mulai Sabtu seluruh Saga Supermarket di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura sudah beroperasi kembali.
Gery mengatakan, tempat usahanya menjadi patokan bagi toko lainnya untuk kembali membuka gerai dan beroperasi seperti biasa.
"Toko lain lihat kita dulu, kalau Saga buka, mereka juga buka. Makanya kami putuskan untuk buka normal. Selain itu kasihan masyarakat, buffer stock-nya sangat terbatas, karena tidak memperkirakan situasi akan seperti ini," tutur Gery.
7. Diperkirakan ada demo pada 3 September 2019 Usai
Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Albert Rodja mengatakan akan ada aksi unjuk rasa pada tanggal 3 September 2019.
Namun dia mengatakan apabila tanggal 3 September 2019 mereka menggelar unjuk rasa lagi berujung anarkis maka akan ditindak tegas.
“Kami sudah siap tindakan tegas jika ada aksi lagi. Tidak boleh lagi seperti kemarin,” tegas Kapolda, Sabtu (31/8/2019).
Kapolda berpesan agar masyarakat mampu menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.(KC)
Komentar Anda :