JAKARTA -- Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono menilai target Pemerintah RI ingin melakukan vaksinasi atau penyuntikan vaksin corona (covid-19) kepada 70 persen penduduk tidak dapat terlaksana dalam waktu jangka pendek.
Menurut Pandu, target 70 persen vaksinasi penduduk baru dapat terpenuhi dalam jangka waktu lima tahun. Itu pun bila negara menerapkan strategi dan penanganan pandemi secara maksimal.
"Walaupun sudah ada vaksin, mengatasi pandemi itu harus tetap berjalan karena masih panjang. Mungkin untuk mencapai 70 persen penduduk, menurut saya butuh waktu lima tahun atau lebih," kata Pandu dalam Forum Diskusi Salemba secara virtual, Jumat (18/9).
Penanganan pandemi di tanah air saat ini menurut Pandu belum menunjukkan keseriusan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Aktivitas pemeriksaan atau testing secara masif, beserta penelusuran kontak yang menyeluruh, belum maksimal.
Masyarakat juga dinilai belum punya kesadaran pribadi yang penuh untuk menerapkan imbauan pemerintah soal protokol kesehatan yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Indonesia masih terus naik kurvanya bahkan sampai akhir tahun kalau respons pandemi masih seperti ini," imbuhnya.
Pandu turut mengingatkan bahwa vaksin bukan solusi jangka panjang dan jitu menyelesaikan pandemi.
Ahli Biostatistik dan Kependudukan ini mengingatkan perilaku pemerintah yang sangat optimistis terhadap pengadaan vaksin, dikhawatirkan membuat kerja-kerja penanganan di lapangan tidak maksimal.
Indonesia telah melakukan sejumlah kerja sama dengan negara lain untuk pengadaan vaksin Covid-19, mulai dari Sinovac-China, Sinopharm-China dan Uni Emirat Arab, hingga vaksin buatan lokal LBM Eijkman yang diberi nama vaksin merah putih.
Dalam hal ini, Pandu pun menegaskan sekali lagi bahwa vaksin bukanlah solusi jitu menyelesaikan pandemi. Ada poin utama untuk menekan laju penyebaran virus corona, yaitu cukup hanya dengan mematuhi 3M.
"Masker memberikan efek perlindungan jauh lebih besar dibandingkan vaksin yang nanti ada, percaya deh".
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebut pemerintah saat ini hanya fokus menargetkan vaksinasi atau penyuntikan vaksin virus corona kepada sekitar 173 juta penduduk atau setara dengan 70 persen penduduk di tanah air.
Menurut Yuri, 30 persen lainnya tidak perlu menjalani vaksinasi. Dengan kata lain, upaya ini dilakukan untuk memunculkan herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap penularan virus.
"Diharapkan dengan 70 persen bisa divaksin akan memunculkan herd immunity, dimana yang lainnya tidak perlu kita beri vaksin. Nah, ini yang menjadi hal-hal yang terus kita kaji," kata Yuri.
Yuri menuturkan bahwa nantinya daya tahan tubuh atau imunitas penduduk yang telah diberi vaksin hanya akan bertahan maksimal dua tahun saja. Pemberian vaksin ini juga masih dikecualikan untuk penduduk Indonesia yang berusia di bawah 18 tahun. (CNI)
Komentar Anda :