JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menyarankan pemerintah segera menyiapkan rencana rem darurat lantaran kasus positif virus corona (Covid-19) meningkat pesat dalam beberapa hari terakhir. Kasus corona sempat bertambah lebih dari 3 ribu kasus baru dalam 3 hari berturut-turut.
"Harus disiapkan dari sekarang karena kita ada potensi memerlukan rem itu [PSBB] dalam waktu dekat, khususnya Pulau Jawa yang dalam kondisi sangat rawan," ucap Dicky saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (2/9).
Persiapan rem darurat yang dimaksud salah satunya mengenai bagaimana langkah pengetesan massal dilakukan dengan cepat.
Dia mengatakan jumlah tes untuk diagnostik Covid-19 masih di bawah standar WHO. Jika sesuai kriteria WHO, maka idealnya dalam satu pekan, Indonesia melakukan tes sebanyak 267.700 per 1 juta penduduk.
Namun data terakhir Satgas Covid-19 pada Senin (31/8), capaian testing Indonesia baru 46 persen dari target WHO. Indonesia baru mampu melakukan tes sebesar 125.434 per 1 juta penduduk dalam sepekan.
Begitu juga strategi pelacakan, kata dia, harus disiapkan rencana yang lebih optimal untuk diterapkan di seluruh daerah di Indonesia.
Dengan begitu, kasus-kasus baru akan lekas diketahui. Jika ini dilakukan, tegas dia, maka penanganan pun bisa lebih cepat diberikan demi mencegah kematian.
Selain aspek kesehatan, sambungnya, perlu pula menyiapkan dampak jika rem darurat diberlakukan. Terutama mengenai dampak ekonomi.
Rem darurat tentu akan menimbulkan konsekuensi berupa pembatasan aktivitas warga. Artinya, perekonomian jadi terhambat karena aktivitas masyarakat berkurang.
Oleh karena itu, pemerintah perlu menyiapkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam sektor perekonomian ketika rem darurat diberlakukan.
"Rem ini [PSBB] punya konsekuensi secara sosial-ekonomi, juga memerlukan kesiapan semua stakeholder," katanya.
Terpisah, Ketua Umum Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Hariadi Wibisono yakin akan semakin banyak korban jiwa jika rem darurat tidak lekas diberlakukan.
Hariadi yakin rantai penularan virus corona akan efektif jika pembatasan kegiatan warga diterapkan secara ketat. Menurutnya percuma jika jumlah tes diperbanyak tapi kegiatan warga tidak dibatasi.
"Memutus rantai penularan itu hanya bisa dengan peningkatan case finding dan penelusuran kontak dan isolation, tanpa itu kita hanya tambal sulam," kata Hari.
Hingga Rabu (2/9), telah ada 180.646 kasus positif virus corona di Indonesia. Bertambah 3.075 orang dari hari sebelumnya.
Dari 180.646, sebanyak 129.971 di antaranya telah sembuh dan 7.616 meninggal dunia. Jumlah orang yang sembuh bertambah 1.914 orang, dan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah 111 orang.
Meski sudah ada ratusan ribu kasus, Presiden Joko Widodo menyatakan pandemi Covid-19 di Indonesia masih relatif terkendali dibandingkan dengan negara lain.
"Di negara kita walaupun ada peningkatan di beberapa daerah, tapi kalau dibandingkan negara lain, posisi Indonesia masih relatif terkendali," kata dia, Selasa (1/9). (CNI)
Komentar Anda :