Pemerintah: Social Distancing Bukan Berarti Kucilkan Pasien
Senin, 30-03-2020 - 12:15:55 WIB
|
Ilustrasi. |
JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto meminta masyarakat tidak mengucilkan pasien, seiring dengan angka positif Virus Corona yang terus meningkat di Indonesia.
"Mari sekali lagi kita lindungi yang sakit. Jangan didiskriminasikan, jangan [beri] stigmatisasi. Tapi lindungi dia agar bisa isolasi diri dengan baik di rumahnya, bukan dikucilkan," ujarnya dalam konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Minggu (29/3).
Yuri meminta agar masyarakat membantu pasien positif corona agar melakukan isolasi diri, karena tidak semua pasien positif bisa ditangani di rumah sakit rujukan.
Pria yang juga Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan itu mengatakan perawatan di rumah sakit sangat selektif.
Umumnya diutamakan bagi pasien dengan gejala berat, usia tua dan penyakit penyerta. Sehingga pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala diminta melakukan isolasi mandiri.
Pasien tanpa gejala Covid-19 tetap bisa menularkan virus ke orang lain, sehingga isolasi diri harus dilakukan dengan baik.
"Oleh karena itu memang kekuatan terbesar kita bersama-sama bisa memutus rantai penularan di lingkungan. Sekali lagi jaga jarak paling sedikit 1 meter dengan orang lain. Maka jangan berkegiatan yang berkumpul dengan jumlah banyak dan berdekatan. Hindari kerumunan orang," jelasnya.
Yuri kembali mengingatkan agar masyarakat melakukan kegiatan bekerja, belajar sampai ibadah di rumah. Karena social distancing dianggap jadi langkah paling efektif menangkal penyebaran virus ini.
Angka positif di corona terus meningkat. Beriringan dengan peningkatan angka, diskriminasi dan stigmatisasi didapati di lingkungan masyarakat.
Misalnya terjadi ketika warga Jakarta Timur menolak dokter dan perawat Covid-19 tinggal di wilayahnya.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia Harif Fadhilah mengatakan warga khawatir tertular virus corona dari perawat dan dokter.
Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah juga membenarkan ada stigma negatif dari warga terhadap petugas medis yang menangani corona. Beberapa di antara petugas medis harus mencari indekos baru karena merasa tak nyaman.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberdayakan Hotel Grand Cempaka sebagai tempat tinggal sementara petugas medis yang menangani Corona. Kapasitas yang disediakan sebanyak 220 kamar dan 414 tempat tidur. (JW
Komentar Anda :