JAKARTA -- Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan selain melakukan tes cepat dan massal (rapid test) terhadap orang yang kontak dekat pasien positif dan tenaga kesehatan, pemerintah juga melakukan rapid test berbasis wilayah.
Rapid test dilakukan sebagai langkah deteksi awal seseorang terinfeksi virus atau tidak. Rapid test dilakukan dengan metode pemeriksaan antibodi yang ada di dalam darah, sehingga spesimen yang diambil adalah darah.
"Sementara ini kita masih ke kontak dekat dan petugas kesehatan, ini prioritas pertama. Nanti kit (rapid test) yang kita datangkan sudah cukup banyak. Maka akan dilakukan pemeriksaan berbasis kewilayahan" kata Yurianto dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Selasa (24/3).
Ia melanjutkan rapid test berbasis wilayah akan dilakukan di wilayah yang ditemukan kasus positif corona dan dianggap berpotensi terjadi penularan.
"Contoh Jaksel, yang sudah kita dipetakan dan identifikasi, akan jadi prioritas kita. Pelaksanaan tes akan desentralisasi di semua fasilitas kesehatan wilayah itu, misal di puskesmas, laboratorium kesehatan daerah, rumah sakit yang ada di wilayah tersebut," ucap dia.
Saat ini, pemerintah sudah mendistribusikan 125 ribu kit untuk rapid test di 34 provinsi di Indonesia.
Ia mengatakan jika seseorang melaksanakan rapid test, dan hasilnya negatif, bukan berarti tidak terinfeksi virus corona.
"Bisa saja terinfeksi, tetapi pada tahap-tahap awal karena antibodinya belum terbentuk. Dibutuhkan waktu 6-7 hari untuk terbentuknya antibodi yang kemudian bisa kita identifikasi sebagai positif dalam pemeriksaan rapid ini," kata dia.
Oleh karenanya, jika pemeriksaan pertama ditemukan hasil negatif, akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah 10 hari. Jika pada pemeriksaan kedua seseorang yang diperiksa dinyatakan negatif lagi, maka bisa diyakini bahwa orang tersebut tidak terinfeksi virus.
"Tetapi juga dimaknai tidak ada antibodi di dalam tubuhnya. Artinya sangat mungkin bisa terinfeksi apabila kemudian mengabaikan upaya-upaya untuk melakukan pencegahan terhadap penularan," ucap dia.
Hingga Selasa (24/3), pemerintah pusat mengumumkan ada 686 orang positif terinfeksi virus corona di Indonesia. Dari jumlah tersebut, ada 55 orang meninggal dunia dan 30 orang dinyatakan sembuh. (CNI)
Komentar Anda :