JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan Pemerintah Indonesia sedang melobi Kerajaan Arab Saudi agar jemaah umrah yang sudah terlanjur berangkat tak diterbangkan kembali.
Ia mengatakan hari ini sudah ada 1.252 calon jemaah umrah yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Namun, mereka belum tentu diperbolehkan menjalani ibadah umrah setelah Arab Saudi memberlakukan kebijakan baru dalam penanganan virus corona (Covid-19).
"Saya sedang memantau penanganan di Jeddah ada dua penerbangan, satu Garuda dan satu Lion air. Saya laporkan ke Bu Menlu kita minta yang sudah terbang diterima walau mereka harus diperiksa kesehatannya," kata Budi saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (27/2).
Budi mengakui pemerintah sebetulnya sudah memprediksi risiko penghentian layanan umrah terkait wabah virus corona. Namun, mereka tak menyangka Arab Saudi akan menerapkannya secara tegas dalam satu hari.
Ia mengatakan Pemerintah Indonesia menghormati kebijakan Saudi tersebut. Namun, ia meminta agar ada keringanan bagi jamaah Indonesia yang sudah terlanjur berangkat.
"Supaya mereka tetap bisa landing dan tetap bisa menjalankan ibadah ya," katanya.
Sebelumnya, Arab Saudi menutup akses bagi negara lain untuk mengirim jamaah umrah. Hal itu terjadi setelah mereka menghentikan pelayanan visa umrah dan visa dari negara yang terpapar corona.
Akibat kebijakan itu, ribuan jamaah di Bandara Soekarno-Hatta sempat terlantar. Mereka mendapat kabar ibadah umrah harus ditunda sesaat sebelum terbang.
Kementerian Agama mencatat ada 2.792 orang jamaah umrah yang harusnya berangkat dari Bandara Soetta. Namun 1.540 orang di antaranya harus mengalami penundaan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Selain dari bandara Soekarno Hatta, calon jemaah umrah asal Indonesia berangkat pula dari sejumlah bandara lain di tanah air. Salah satunya dari Bandara Juanda, Surabaya.
Keberangkatan 51 calon jemaah umrah asal Jawa Timur, yang terbang dari Surabaya menuju Arab Saudi, dipastikan batal. Pembatalan itu dilakukan saat mereka sedang transit di Singapura. Perjalanan mereka terhenti, karena kebijakan penangguhan umrah oleh Arab Saudi. Mereka pun terpaksa kembali ke Indonesia.
"Sejumlah 51 orang yang menggunakan flight reguler, Singapore Airlines, yang transit Singapura tidak bisa lanjut menuju Saudi sehingga kembali ke Surabaya," kata Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda Yuristo Ardi Hanggoro, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.
Yuristo menjelaskan dalam perjalanan umrah ada dua jenis layanan penerbangan. Pertama yakni flight charter menggunakan Saudia Airlines, dan kedua menggunakan flight reguler dengan Singapore Airlines, atau yang lainnya.
Untuk flight charter rute Surabaya-Saudi, Yuristo mengatakan hari ini ada dua kali penerbangan dari bandara Juanda. Keberangkatan pertama pada pukul 11.50 WIB, sementara keberangkatan kedua pukul 16.15 WIB dibatalkan.
"Data untuk SV 3591 rute Surabaya - Jeddah, dengan penumpang 438 jemaah sudah berangkat pukul 11.50 WIB tadi dan tidak ada kendala. 2 jam 30 menit landing di Madinah," kata dia.
Namun, nasib berbeda diterima 400-an calon jemaah umrah yang menumpangi Saudia Airlines SV 3813 yang semula dijadwalkan berangkat pukul 16.30 WIB, dipastikan bakal melakukan perjalanan.
Sementara itu, Sekretaris Jendral Rabithah Alam Al-Islami atau Liga Dunia Islam Muhammad Bin Abdul Karim Al-Issa berharap larangan umrah dari pemerintah Arab Saudi tak berlangsung lama. Dia pun mengaku bisa memaklumi soal larangan yang telah ditetapkan Arab.
"Demi keselamatan semuanya, ada corona kan. Sementara dilarang, setelah nanti selesai, akan dibuka lagi InsyaAllah," kata Muhammad di Kantor PBNU, Jakarta, Kamis. (CNI)
Komentar Anda :