Kritis soal Jiwasraya, SBY Bisa Jadi Pemimpin Oposisi Jokowi
Minggu, 02-02-2020 - 23:27:17 WIB
Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
TERKAIT:
   
 

JAKARTA -- Direktur Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti menyebut Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bisa menjadi pemimpin oposisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ray menyebut Jokowi saat ini tak memiliki oposisi yang mengkritisi kebijakannya di DPR.

"Saya melihat kecenderungan Pak SBY ke depan akan mengarak bendera opisisi yang kosong leader-nya ini, dengan cara, pertama sekali menyoal Jiwasraya," kata Ray kepada wartawan dalam diskusi, di Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/1).

Ray mengatakan gelagat SBY untuk menjadi oposisi Jokowi dimulai dari desakan pembentukan panitia khusus kasus dugaan korupsi PT Asuransi Jiwasraya di DPR. Menurutnya, SBY membaca kekosongan pimpinan oposisi terhadap pemerintah Jokowi periode kedua.

"Kalau Pak SBY sudah mengibarkan bendera bahwa dia bergerak di wilayah opisisi, lama-lama partai yang ada di sini (Jokowi), ada satu yang kecewa dengan masalah elementer akan pindah ke kelompok ini (opisisi)," tuturnya.
Lihat juga: PPP Khawatir Pansus Jiwasraya Bikin Gaduh

Ray menilai sikap SBY yang berdiri sebagai oposisi pemerintahan Jokowi juga akan menguntungkan Demokrat. Ia menyebut Demokrat akan menjadi pusat perhatian karena mengambil sikap yang jelas dan akan selalu mengkritisi kebijakan Jokowi.

"Tentu saja Demokrat menjadi bahan perbincangan lima tahun ke depan, dan tentu saja secara politik akan untung. Ini menjadi kekuatan baru yang akan berhadapan dengan Pak Jokowi," ujarnya.

Di sisi lain, Ray menyatakan bahwa Jokowi akan menerima tantangan yang cukup kuat untuk empat tahun ke depan. Menurutnya, mantan wali kota Solo itu akan berhadapan dengan empat kelompok yang perjuangannya telah diabaikan.

Pertama adalah kelompok intelektual. Jokowi disampaikan Ray telah mengenyampingkan kelompok intelektual yang menolak revisi UU KPK karena dianggap melemahkan. Terbukti, kata Ray, saat ini KPK menjadi lemah setelah dilakukan revisi UU KPK.

Kelompok kedua adalah pekerja atau buruh. Ray menyebut Jokowi tak akan disukai oleh para buruh jika tetap tak mendengarkan kritik atas rencana pembentukan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Lapangan Kerja.

Kemudian kelompok lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik yang fokus dalam isu demokratisasi, lingkungan hidup, dan Hak Asasi Manusia (HAM). Menurut Ray, Jokowi selama periode pertamanya mengabaikan sejumlah tuntutan yang disampaikan sejumlah LSM.

Selanjutnya adalah kelompok mahasiswa. Ray menyatakan kelompok mahasiswa akan terus memberikan tekanan kepada Jokowi jika kebijakan yang dibuat tak berpihak kepada rakyat. Perlawanan mahasiswa bisa dilihat ketika aksi #ReformasiDikorupsi akhir September 2019.

"Ada empat kelompok yang kalau bersatu dengan isu yang berbeda, ini tentu saja menjadi satu hadangan yang kuat. Oleh karena itu, bisa kita pahami kalau Pak Jokowi sekarang agak mendekat kepada partai dan juga tentara serta polisi," ujarnya.

Tak Beri Ruang Oposisi

Sementara itu peneliti dari Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Yusfitriadi menyatakan sejak awal memimpin pemerintahan periode kedua, Jokowi sudah menutup ruang untuk hadirnya kelompok oposisi.

"Jadi tidak ada satu kekuatan politik manapun yang diberikan ruang jadi kekuatan politik penyeimbang," kata Yusfitriadi.

Yusfitriadi mencontohkan ketika partai politik pendukung pemerintah menguasai kursi pimpinan di legislatif, baik DPR, MPR, hingga DPD. Ketua DPR Puan Maharani berasal dari PDI-P, Ketua MPR Bambang Soesatyo dari Partai Golkar, dan Ketua DPR La Nyala Mataliti adalah pendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

"Terus kekuatan faksi politik mana yang kemudian jadi penyeimbang," ujarnya.

Lebih lanjut, Yusfitriadi menyatakan yang paling mengagetkan adalah ketika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto juga bergabung dalam koalisi pemerintah. Prabowo merupakan lawan Jokowi pada Pilpres 2019 lalu.

Namun, kata Yusfitriadi, Jokowi berhasil merangkul Prabowo dan juga Gerindra untuk masuk dalam koalisi pemerintah. Prabowo pun dipercaya menjadi Menteri Pertahanan, sementara Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan.

"Ini berpotensi yang luar biasa untuk kembali memunculkan kekuatan pemerintahan yang oligarki. Sekarang kemudian sudah terlihat tanda tanda itu, ketika pemerintahan oligarki, maka model pemerintahan otokrasi kemudian tak bisa terhindarkan," tuturnya.

Pada periode keduanya, Jokowi berhasil menguasai enam partai politik di DPR, antara lain PDI-P, Golkar, PKB, NasDem, PPP, dan Gerindra. Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun telah menguasai 60 persen lebih kursi di DPR.

Dengan demikian, kekuatan pemerintah di parlemen lebih dominan dibandingkan dengan partai di luar koalisi pemerintah, yakni PKS, Demokrat, dan PAN. (CNI)



 
Berita Lainnya :
  • Kritis soal Jiwasraya, SBY Bisa Jadi Pemimpin Oposisi Jokowi
  •  
    Komentar Anda :

     
    + Indeks Berita +
    01 Dekati Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan Badan, Kanwil DJP Riau Kumpulkan Asosiasi se-Riau
    02 Pj Gubri Siap Jalankan Arahan Wapres Terkait Penanggulangan Bencana
    03 Pemprov Riau Gesah Persiapan Tari Massal untuk Event BBI-BBWI dan Lancang Kuning Carnival
    04 Presiden Tegaskan Pemerintah Hormati Putusan MK Soal Pilpres yang Final dan Mengikat
    05 Masih Ada Hujan, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    06 OJK Riau Gelar Coaching Clinic Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) Bagi 38 PUJK di Riau
    07 Harga Bahan Kebutuhan Pokok di Pekanbaru Stabil Pasca Idul Fitri
    08 Pemprov Riau Sediakan 150 Stand UMKM Gratis di Gernas BBI dan BBWI, Begini Cara Daftarnya
    09 Israel Bersiap Giring Warga Palestina dari Rafah usai Tertunda
    10 Maret 2024, Impor Beras dan Gandum Melonjak
    11 Pj Gubri Akan Sentuh Infrastruktur Sampai ke 12 Kabupaten/Kota
    12 Disebutkan Media Korea, Shin Tae Yong Senjata Paling Berbahaya Indonesia
    13 Pj Gubri SF Hariyanto Minta BRS BPS Jadi Acuan Pengambilan Kebijakan Ekonomi
    14 Kepala Puskesmas Diingatkan Serius Jalankan Program Doctor On Call
    15 Hujan Sepanjang Hari, Waspada Petir Dan Angin Kencang
    16 Wujudkan Misi Untuk Kesejahteraan Umat, BRK Syariah Buka Sentra UMKM di Kantor Arifin Ahmad
    17 PHR Pastikan Produksi Migas Blok Rokan Tetap Produktif, Meski Sempat Diterjang Banjir
    18 BPS Umumkan Rilis Ekspor Riau Periode Maret 2024
    19 Tim Komisi II DPR RI Kunker di Riau
    20 Pengusaha Buka-bukaan Biang Kerok Gula Langka dan Mahal di Ritel
    21 STY Belum Puas Usai Bawa Indonesia ke Perempat Final Piala Asia U-23
    22 Jalankan Program Satu Guru Hafidz Satu Desa, Riau Telah Miliki 34.271 Hafidz dan Hafidzah
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © Buletin Satu - News information About Riau