Jokowi: Golkar Panas, Politik Nasional Ikut Panas
Selasa, 03-12-2019 - 23:30:07 WIB
|
Presiden RI Joko Widodo, bersama Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kanan), dan Ketua Panitia Munas X Markus Mekeng (kiri), membuka secara resmi Munas ke X Partai Golkar di Jakarta, Selasa (3/12/2019). |
JAKARTA -- Meski mengklaim tak melakukan intervensi, Presiden Jokowi mengaku tak ingin melihat Partai Golkar panas dan terpecah menjadi partai baru akibat perebutan kursi pemimpin. Pasalnya, hal itu akan membuat politik nasional ikut panas.
Hal ini dikatakannya saat menyinggung soal kompetisi yang ketat dalam memperebutkan kursi Ketua Umum Partai Golkar antara Airlangga Hartarto dan Bambang Soesatyo.
"Kalau Golkar panas, perpolitikan nasional ikut panas. Sebetulnya juga enggak apa-apa, tapi kalau ada jalan persaudaraan, kerukunan, mengapa pilih yang panas-panas?" ucapnya, dalam pembukaan Munas Partai Golkar, di Jakarta, Selasa (3/12) seperti dilansir dari CNNIndonesia.com.
"Kalau Golkar ini pecah, jadi partai baru lagi. Itu kekhawatiran saya. Golkar partai besar, jadi aset besar negara Indonesia," ia melanjutkan.
Menurut Jokowi, negara saat ini butuh stabilitas politik terutama untuk menjaga perekonomian. Ia pun tak ingin Indonesia menjadi Hongkong ataupun Chile yang ekonominya bergejolak akibat politiknya tak stabil.
"Kalau stabilitas politik goyang sedikit, sangat berbahaya; enggak ada investasi kalau stabilitas politik enggak baik," ucap dia.
Diketahui, Airlangga dan Bamsoet sempat berseteru ketat terkait pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Kubu Bamsoet menyebut ada intervensi Istana kepada 'Beringin'.
Saat munas hendak digelar, Bamsoet menyatakan pengunduran diri dari kompetisi. Ia disebut sempat menemui utusan Jokowi sebelumnya.
Jokowi pun membantah ada intervensi kepada Partai Golkar.
"Kemarin ada yang menyampaikan istana intervensi. Tidak ada. Saya berikan jaminan tidak ada," tepis dia. (CNI)
Komentar Anda :